Wali Kota Palu: Kerukunan Sengkanaung Ikut Membawa Perubahan di Wilayahnya

  • Whatsapp
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid hadiri Pesta Adat Tulude yang diselenggarakan Keluarga Besar Kerukunan Sengkanaung Palu di Detasemen TNI AU Mutiara, Jalan Dewi Sartika, Kota Palu, Sabtu (4/2/2023).

PALU,- Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menghadiri acara adat tulude yang diselenggarakan Keluarga Besar Kerukunan Sengkanaung Palu. Acara tersebut berlangsung di Detasemen TNI AU Mutiara, Jalan Dewi Sartika, Kota Palu, Sabtu (4/2/2023).

“Sebagaimana yang dipaparkan, Tulude bermakna pelepasan yang berarti melepas tahun yang telah berlalu dan menyambut tahun yang baru. Kita berharap tahun ini semakin memberikan kita kebaikan,” kata Hadianto Rasyid.

Pria kelahiran 10 Juli 1975 itu mengatakanPemerintah Kota Palu tak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang begitu besar kepada Keluarga Besar Kerukunan Sengkanaung yang telah dibentuk dalam kurun waktu 61 tahun lalu.

“Begitu besar peran serta kontribusi yang telah diberikan oleh keluarga ini. Tidak bisa dinafikan bahwa keberadaan keluarga ini yang ikut membawa perubahan yang sangat baik di Kota Palu,” ujar Hadianto.

Hadianto berharap apa yang ditunjukkan dari Kerukunan Keluarga Besar Kerukunan Sengkanaung Palu dapat menjadi contoh bagi kerukunan-kerukunan keluarga besar lainnya yang juga memberikan pesan bahwa Kota Palu merupakan kota yang sangat majemuk tapi sangat adaptif dalam menghadapi semua situasi dan kondisi.

Wali Kota Palu itu menyampaikan tahun 2022 kemarin, Pemerintah Kota Palu mencatatkan beberapa torehan positif. Menurutnya pertumbuhan Kota Palu berjalan cukup baik yang tumbuh pada posisi sekitar 5,9 persen.

“Kemudian inflasi dapat tertangani dengan baik. Tingkat kemiskinan juga menurun dari posisi 7,2 persen turun 6,4 persen. Tingkat pengangguran dalam hal ini juga ikut menurun,” katanya.

Menurut Hadianto,  hal tersebut menunjukkan bahwa Kota Palu merupakan kota yang luar biasa. Apalagi di tahun 2018 silam, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah tersebut dilanda bencana Gempa, Tsunami, dan Likuefaksi. Selanjutnya Kota Palu dilanda Pandemi Covid-19 sekitar 1,6 tahun.

“Jadi hitungannya, Kota Palu berkutat dengan kondisi yang berat kira-kira sekitar 2,6 tahun. Tetapi dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun, kita mampu melewati masa-masa ini dengan baik. Tentunya masa yang terlewati ini tidak terlepas dari kebersamaan kita semua yang terbangun baik di kota ini. Baik lintas etnik, lintas agama, lintas komunitas, dan semua lintas unsur yang ada di tengah-tengah masyarakat kita,” tuturnya.

“Agar di tahun 2023 yang menurut Presiden Joko Widodo adalah tahun yang penuh dengan ketidakpastian dan teka-teki, saya yakin dengan ujian yang telah kita lewati bersama kita akan dapat menghadapi semua itu dengan satu kunci, mari kita bangun kebersamaan. Mari kita bangun rasa yang baik agar kita mampu menghadapi semua kondisi di depan dengan baik dan siap,” tambah Hadianto.

Hadianto menyebutkan, pihaknya saat ini mencoba terbuka dengan masyarakat, tidak memilih apa dan siapa. Keterbukaan yang dibangun oleh pemerintah ini tentunya diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat untuk menyampaikan segala hal yang berhubungan dengan kondisi serta situasi yang berada di sekitar kita.

“Kerjasama yang baik antara Pemerintah dengan masyarakat itulah yang menjadi keyakinan kita bahwa tahun 2023 ini InsyaAllah akan menjadi tahun yang lebih baik bagi kita bersama,” tuturnya. ***

Editor/Sumber: Riky/Detik.com

Berita terkait