Sementara, laju konsumsi tahun depan diprediksi turun karena tidak ada lagi penopang seperti tahun 2024 dengan adanya pemilihan umum (pemilu).
“Selain itu, tidak adanya booster pertumbuhan seperti pelaksanaan Pemilu dengan timeline yang berulang seperti tahun ini, dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi tahun depan jika hanya mengandalkan faktor pertumbuhan musiman,”terangnya.
APINDO juga memproyeksikan tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat di awal tahun, didorong oleh sejumlah faktor seperti kenaikan UMP, implementasi PPN sebesar 12%, serta peningkatan permintaan musiman pada kuartal I yang terkait dengan momentum Ramadhan dan Lebaran.
Kemudian, rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap US$ tahun 2025 diprediksi berada di kisaran Rp 15.800-16.350. Nilai tukar rupiah diproyeksikan masih akan tertekan pada paruh pertama 2025 karena kecenderungan penguatan Dollar AS dan akan menguat pada paruh kedua setelah pasar mampu mengantisipasi kebijakan Presiden Doland Trump. ***
Sumber: detik.com