Gubernur juga menyoroti produksi padi Sulteng yang stagnan di kisaran 3-4 ton padahal daerah lain sudah mampu memproduksi hingga berkali-kali lipat.
Pengadaan pupuk yang wewenangnya masih berada di pusat sebutnya jadi kendala yang membuat proses tender lebih lama dan panjang.
“Datangnya (pupuk) setelah musim tanam padahal kami siap membangun pabrik pupuk (di Sulteng),” pungkasnya terkait masalah pupuk yang diadukan petani.
Ia pun menginginkan Ke depan untuk mensubsidi KUR hingga tinggal 3 % (dari 6%) ,” bayangkan masyarakat pinjam 10 juta, bayar bunganya hanya 25 ribu,” imbuh Rusdi Mastura.
Sementara itu, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) RI, Budiman Sudjatmiko, menegaskan perlunya perubahan pendekatan dalam program bantuan sosial.
Ia mengajak masyarakat untuk beralih dari hanya menerima bantuan menuju kemandirian ekonomi melalui kewirausahaan.
BP Taskin bersama Kemensos sedang mengkaji berbagai cara untuk mendukung usaha produktif, termasuk melalui subsidi bunga agar masyarakat miskin lebih mudah mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Budiman menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya bergantung pada satu pendekatan. Ia membagi solusi ke dalam dua jalur utama.
Turut hadir Staf Ahli Menteri UMKM Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Sudaryano Lamangkona, Direktur Lumbung Artha Kita (Lubkita.Com) Stanley Wolf, forkopimda, pejabat utama pemda dan mitra terkait. ***
Biro Adpim Setdaprov Sulteng