Ia menyoroti pentingnya tema kegiatan kali ini. Menurutnya, seruan untuk menguatkan hati dan menyatukan ummat sangat relevan di tengah kondisi umat Islam yang menghadapi berbagai tantangan zaman, termasuk perpecahan, krisis moral, dan ketidakpastian.
“Al-Qur’an hadir sebagai tali pengikat yang menenangkan hati dan menyatukan langkah-langkah umat,” tegasnya.
Imran juga menyebut bahwa kehadiran Asy-Syaikh Dr. Abdurrahman bin Muhammad dari Yaman menambah nilai spiritual dan keilmuan dalam kegiatan ini. Ia memandang Syaikh Abdurrahman tidak hanya sebagai ahli Qira’ah Sab’ah, tetapi juga sebagai simbol kuatnya hubungan keilmuan lintas negara.
“Kehadiran beliau membuktikan bahwa umat Islam adalah satu tubuh, satu hati, dan satu tujuan,” ungkapnya.
Ia berharap para hafidz dan hafidzah yang telah diwisuda tidak hanya menjadi penghafal Al-Qur’an, tetapi juga pengamal dan penyebar nilai-nilai Qur’ani di tengah masyarakat.