Padahal, capung sangat bergantung pada lahan basah untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Telurnya menetas di air tawar. Dari situ, nimfa capung berkembang sebagai predator ganas yang memangsa jentik nyamuk dan organisme air berbahaya lainnya. Selama satu hingga lima tahun, mereka berkontribusi secara aktif menjaga ekosistem tetap sehat, bahkan sebelum mencapai usia dewasa.
Lebih dari itu, capung memberi manfaat besar bagi pertanian. Mereka membantu petani dan tukang kebun mengendalikan hama seperti wereng dan kutu daun tanpa harus mengandalkan pestisida kimia. Dengan berkurangnya kebutuhan pestisida, capung turut menjaga kesehatan tanah dan air sekaligus manusia.
Keseimbangan yang diciptakan capung berdampak luas. Mereka membantu menurunkan risiko penyakit seperti malaria, demam kuning, dan tuleramia yang disebarkan oleh nyamuk dan lalat. Namun, semua peran penting ini kian terancam musnah, seiring makin menyempitnya ruang hidup mereka.
Capung bukan hanya indikator kesehatan lingkungan. Ia adalah penopang kehidupan itu sendiri. Menjaga habitatnya berarti menjaga masa depan ekosistem, pertanian, dan kesehatan manusia.