Walikota Nilai Banyak Program OPD Tak Rasional
Reporter/Editor : Moh. Ridwan
Walikota Palu, Hidayat menyatakan banyak program dan kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tak rasional, sehingga dengan beliau Hidayat mengaku telah berhasil menyelamatkan sebesar RP 150 miliar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Palu dari kegiatan yang menurutnya tak memberikan manfaat bagi masyarakat.
Penyelamatan APBD itu, melalui asistensi anggaran 2017 lalu yang dikawal ketat oleh Tim Pendamping (TP) Walikota yang melekat dimasing-masing OPD.
“Kami berhasil menyelamatkan APBD dari berbagai program kegiatan yang ada dimasing-masing OPD dengan total keseluruhan sebesar Rp 150 miliar,” terang, Hidayat, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika anggaran yang berhasil diselamatkan itu tetap disetujui dimasukan dalam anggaran perencanaan program masing-masing OPD saat asistensi lalu, di ibaratkannya sama dengan membuang garam kelaut, tidak terasa.
Selain itu, banyak rencana program yang diusulkan OPD dinilainya tidak mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Rp 150 miliar itu lanjut Hidayat, telah di plot memasing-masing kegiatan prioritas. Yang mana, Rp 50 miliar untuk digunakan keprogram kesehatan dan pendidikan. Ke dua bidang program ini dalam APBD Palu masing-masing 30 persen diperuntukan ke pendidikan, dan 35 persen untuk kesehatan.
Sedangkan Rp100 miliar lainnya lebih didorong untuk membiayai pembangunan fisik sarana dan prasarana infrastruktur yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Palu seperti pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan, termasuk drainase.
“Anggara ini kita dorong utnuk pembanguna infarstuktur, jalan, ducker, drainase dan sebagainya. Sebab, dana DAK, tidak mengakomodir jalan-jalan lingkungan yang terkaver itu hanya jalan Provinsi dan Nasional,” tutur Walikota.
Sementara APBD murni untuk jalan, papar Hidayat, lebih besar dari DAK APBN yang biasanya hanya berkisar Rp46miliar. Dia mengatakan Palu adalah barometer pembangunan dalam upaya menciptakan tata kelolah pemerintahan yang baik (God Governance).
“Penting melakukan pembenahan secara menyeluruh utamanya dalam proses perencanaan anggaran. Karena, baiar bagaimanapun pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah, kalau perencanaan tidak bagus maka pasti hasilnya mengikut,” sambung hidayat.
Adanya upaya rasionalisasi anggaran ditubuh Pemkot, membuat sejumlah OPD kebakaran jenggot. Pasalnya, rasionalisasi anggaran itu hingga masuk kehal-hal yang kecil, misalnya kegiatan sosialisasi.
“Kegiatan sosialisasi memang sengaja diperbanyak lantaran mudah dipertanggungjawabkan. Cukup gelar kegiatan, tanda tangan dan langsung terima anggaran. Serta anggaran untuk program kebun percontohan. Apa kebun percontohan? dari zaman orde lama sampai sekarang, masa hanya program itu-itu saja,” pungkasnya.***