Reporter: Firmansyah
KOTA PALU,- POLEMIK Terkait peti kemas yang beroperasi di dalam kota Palu, bukan hanya terjadi antara Dua Lembaga Pemerintahan dan Legislatif , namun hal tersebut juga terjadi di tengah masyarakat tanah kaili. Seperti yang terjadi di Kelurahan Nunu Kec. Tatanga Palu, dimana terpampang spanduk atau pamflet bertuliskan, ‘’Kami menolak mobil kontainer masuk wilayah Nunu, rusak jalan dan macet.’’
Ketua Komisi C Sophian R. Aswin menanggapi hal ini mengatakan bahwa persoalan tersebut harus ada sinergitas, atau duduk bersama antara Dekot dan Pemkot untuk mencari solusinya. Sofyan juga mengatakan bahwa persoalan ini menyangkut kepentingan orang banyak, bukan hanya pemilik kontainer saja yang terlibat, tapi buruh dari peti kemas ikut andil dalam hal ini, seperti demo mereka di kantor DPRD Kota beberapa waktu lalu.
Dimana para buruh mengatakan mereka hidup dari upah bongkar muat peti kemas. Dia juga menambahkan kami.bukan melegalkan beroprasinya peti kemas masuk, tapi dalam hal ini musyawarah harus dijalin antara dua lembaga ini, ” Yang diutamakan dulu adalah mengalokasikan prasarana bagi peti kemas itu sendiri, agar wilayah operasinya tidak masuk ke dalam kota lagi, dan untuk mencapai hal itu semua, kita harus duduk bersama untuk memecahkan polemik ini” pungkasnya.
BACA SELENGKAPNYA DI HARIAN KAILI POST…!