Kelompok Teror ‘Sandera’ 1.300 Orang Dua Desa di Papua

  • Whatsapp
banner 728x90

SUMBER,- Kelompok ‘Teror’ Bersenjata (KKB) menyandera sekitar 1.300 orang di Desa Kimbely dan Desa Banti, Mimika, Papua. Warga masih bisa beraktivitas namun tidak bisa meninggalkan kampungnya. “Jadi ada dua kampung yang warganya dilarang berpergian oleh mereka. Ini dilakukan KKB. KKB yang menembak anggota Brimob seminggu yang lalu di Tembagapura,” kata Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar saat dihubungi detikcom, Kamis (9/11/2017).

‘Penyanderaan’ ini sudah berlangsung selama 3 hari. Kelompok bersenjata juga mengambil harta benda milik warga atau pun pendatang yang bekerja sebagai pendulang emas.  “Ada warga yang mengalami kekerasan, diancam, jadi mereka dalam ancaman,” sebut Boy. Dia memastikan Polri bersama TNI berupaya menangani kelompok bersenjata yang mengisolir dua desa yang berada di pegunungan. Sebab kelompok tersebut sama dengan pelaku teror lainnya di Papua.

“Kita fokus mengupayakan keselamatan dari warga dan masyarakat yang saat ini dikuasai mereka di dua kampung. Di Kimbely sekitar 300 an orang. Banti sekitar 1.000 orang,” tegas Boy. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ‘menyandera’ sekitar 1.300 orang di Desa Kimbely dan Desa Banti, Mimika, Papua. TNI bersama Polri akan bentuk tim gabungan.

“Nanti tim gabungan dibentuk, Polri tugasnya bagaimana, TNI bagaimana yang masuk ke dalam. Tentunya itu bersenjata, indikasi OPM. Dari TNI ke depan akan dibentuk oleh Pangdam dan Kapolda di sana,” ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim, Kamis (9/11/2017). Hingga saat ini, TNI masih melakukan pengintaian terhadap KKB. Gatot menilai, TNI dan Polri harus melakukan tindakan terukur untuk menangani masalah ini.

“Dalam pelaksanaan ini TNI mengadakan pengamatan kemudian mengadakan pengintaian, karena mereka menyandera masyarakat umum maka penanganannya harus dengan teliti,” tutur Gatot. Sejumlah langkah sudah dipersiapkan. TNI dan Polri mengutamakan tindakan lunak terlebih dahulu untuk menghadapi KKB.

“Dengan langkah langkah soft dengan polisi. Apabila soft tidak bisa, maka kami lakukan tindakan selanjutnya,” kata Gatot. Ada dua KKB yang sering membuat kekacauan di sana. Mereka menjadikan para penambang tailing liar ini sebagai tameng dari kejaran aparat Polri-TNI.**

Sumber: detik.com

Berita terkait