Foto ; Rektor UNTAD Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyo
Reporter : Yohanes Clemens
|
REKTOR Universitas Tadulako (Untad) Prof Dr Ir Muhammad
Basir Cyo, Kamis, (17/05/2018) memberikan keterangan menyikapi aksi unjuk rasa (Unras)
sejumlah elemen kemahsiswaa di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pendidikan Alam (MIPA) Untad beberapa hari lalu terkait dengan DepSA.
Ditegaskan Rektor, Unras merupakan hak mahasiswa dan
pihak Untad harus menghargai apapun sikap dari mahasiswa. Terlebih hal itu
untuk menyuarakan kepentingan kemahasiswaaan. Menurut Prof Basir, semuanya dapat
dilakukan, ‘’Tapi kan mahasiswa tidak bisa mengatur Universitas. Andai mereka
tidak cocok dengan aturan yg ada, maka pihak Untad siap memfasilitasi untuk memberi
surat pindah dengan nilai yg telah mereka lulusi.’’ Tandas Rektor lagi.
pihak Untad harus menghargai apapun sikap dari mahasiswa. Terlebih hal itu
untuk menyuarakan kepentingan kemahasiswaaan. Menurut Prof Basir, semuanya dapat
dilakukan, ‘’Tapi kan mahasiswa tidak bisa mengatur Universitas. Andai mereka
tidak cocok dengan aturan yg ada, maka pihak Untad siap memfasilitasi untuk memberi
surat pindah dengan nilai yg telah mereka lulusi.’’ Tandas Rektor lagi.
Atau jika mereka minta Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang
telah pernah mereka bayarkan, kita juga siap berikan. Tapi tidak memberi nilai
yang telah dilulusi. Jadi kita tidak bisa paksakan mereka apakah tetap mau di
Untad atau mungkin ada Perguruan Tinggi (PT) lain yg mereka lebih cocok,”
ujarnya.
telah pernah mereka bayarkan, kita juga siap berikan. Tapi tidak memberi nilai
yang telah dilulusi. Jadi kita tidak bisa paksakan mereka apakah tetap mau di
Untad atau mungkin ada Perguruan Tinggi (PT) lain yg mereka lebih cocok,”
ujarnya.
Era sekarang adalah era demokrasi, lanjut rektor. Tidak
bisa menggunakan cara-cara memaksakan kehendak. ‘’kalau di Untad ada peraturan
ya harus ditaati. Tapi mereka juga tidak bisa dipaksa untuk mentaati. Kalau mau
di Untad harus ikut aturan di Untad. Tidak cocok, saya bisa buatkan surat
pindah, jadi anak-anak kita jangan kita bebani mau tinggalkan Untad,’’ jelas
orang no satu di Untad itu.
bisa menggunakan cara-cara memaksakan kehendak. ‘’kalau di Untad ada peraturan
ya harus ditaati. Tapi mereka juga tidak bisa dipaksa untuk mentaati. Kalau mau
di Untad harus ikut aturan di Untad. Tidak cocok, saya bisa buatkan surat
pindah, jadi anak-anak kita jangan kita bebani mau tinggalkan Untad,’’ jelas
orang no satu di Untad itu.
Baca Selengkapnya di Harian Kaili Post !!!