Sumber: Humas Pemkot
WALI KOTA
Hidayat menerima penghargaan Kementerian Pariwisata RI bekerjasama dengan
Yokatta Wonderfull Indonesia Tourism Award 2018, yaitu sebagai nominasi 10 kota terbaik
pengembangan sektor kepariwisataan. Palu menyisihkan 134
kabupaten dan kota se Indonesia,
di Balai ruang Soesilo Soedarman, gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor
Kementerian Pariwisata beberapa hari yang lalu.
Hidayat menerima penghargaan Kementerian Pariwisata RI bekerjasama dengan
Yokatta Wonderfull Indonesia Tourism Award 2018, yaitu sebagai nominasi 10 kota terbaik
pengembangan sektor kepariwisataan. Palu menyisihkan 134
kabupaten dan kota se Indonesia,
di Balai ruang Soesilo Soedarman, gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor
Kementerian Pariwisata beberapa hari yang lalu.
Menteri
Pariwisata Arief mengatakan bahwa penghargaan tersebut juga diberikan kepada
kepala daerah yang memiliki komitmen
inovasi, kreasi, performansi dan leadership dalam pengembangan periwisata
daerah menuju pencapaian target 20 juta kunjungan wisata mancanegara tahun
2019. Menurut Menpar, Award yang diberikan memiliki makna unsur 3C. Yaitu
calibration (kalibrasi), confidemol (kepercayaan diri) dan credibility
(kredibilitas).
Pariwisata Arief mengatakan bahwa penghargaan tersebut juga diberikan kepada
kepala daerah yang memiliki komitmen
inovasi, kreasi, performansi dan leadership dalam pengembangan periwisata
daerah menuju pencapaian target 20 juta kunjungan wisata mancanegara tahun
2019. Menurut Menpar, Award yang diberikan memiliki makna unsur 3C. Yaitu
calibration (kalibrasi), confidemol (kepercayaan diri) dan credibility
(kredibilitas).
Ajang itu juga tim juri
memasukan empat indikator penghargaan intersanional dan nasional. Untuk
Nasional, diantaranya memasukan award ISTA (indonesia susrainable tourism
award). ” Hal ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur atau kalibrasi bahwa
para pemenang dalam ajang ini, merupakan kabupaten dan kota yang berkomitmen
menerapkan sustainable tourism
development, atau pembangunan pariwisata berkelanjutan di daerahnya, ”
ungkapnya.
memasukan empat indikator penghargaan intersanional dan nasional. Untuk
Nasional, diantaranya memasukan award ISTA (indonesia susrainable tourism
award). ” Hal ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur atau kalibrasi bahwa
para pemenang dalam ajang ini, merupakan kabupaten dan kota yang berkomitmen
menerapkan sustainable tourism
development, atau pembangunan pariwisata berkelanjutan di daerahnya, ”
ungkapnya.
Menpar
juga memberikan apresiasi atas penyelenggaraan ajang yang bertujuan untuk
mendorong pemerintah daerah, dalam membangun potensi disektor pariwisata.
Sekaligus mendukung kepariwisataan sebagai leading sektor perekonomian
nasional. “Target pariwisata
tahun 2019 adalah menghasilkan devisa Rp. 280 triliun, memberikan kontribusi
5,5 persen, PDB nasional serta menciptakan 13 juta tenaga kerja, ”
paparnya.
juga memberikan apresiasi atas penyelenggaraan ajang yang bertujuan untuk
mendorong pemerintah daerah, dalam membangun potensi disektor pariwisata.
Sekaligus mendukung kepariwisataan sebagai leading sektor perekonomian
nasional. “Target pariwisata
tahun 2019 adalah menghasilkan devisa Rp. 280 triliun, memberikan kontribusi
5,5 persen, PDB nasional serta menciptakan 13 juta tenaga kerja, ”
paparnya.
Pimpinan
umum Yokata News Yong Keng Hoat, menyatakan ada empat indikator penilaian.
Masing-Masing memiliki bobot yang berbeda. Pertama, adalah kinerja usaha pariwisata (akomodasi dan
kuliner), PDRB dan tenaga kerja, out come (berdasarkan data statistik BPS)
dengan bobot 40 persen. Kedua, indeks pariwisata Indonesia (daya saing 30
persen). Ketiga adalah Indonesia attractivenes award (dimensi pariwisata 15
persen). Serta penghargaan internasional dan nasional (kementerian lembaga 15
persen). Sebagai pemenang diurutan pertama dalam award tersebut, adalah kota
Surabaya.**
umum Yokata News Yong Keng Hoat, menyatakan ada empat indikator penilaian.
Masing-Masing memiliki bobot yang berbeda. Pertama, adalah kinerja usaha pariwisata (akomodasi dan
kuliner), PDRB dan tenaga kerja, out come (berdasarkan data statistik BPS)
dengan bobot 40 persen. Kedua, indeks pariwisata Indonesia (daya saing 30
persen). Ketiga adalah Indonesia attractivenes award (dimensi pariwisata 15
persen). Serta penghargaan internasional dan nasional (kementerian lembaga 15
persen). Sebagai pemenang diurutan pertama dalam award tersebut, adalah kota
Surabaya.**