Sat Binmas Polres Banggai Fasilitasi Mediasi

  • Whatsapp

Sumber: Kailipost


SENIN (16/07/18) lalu bertempat di ruang tunggu
Pelabuhan rakyat Luwuk Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai berlangsung pertemuan
Focus Group Duscussion ( FGD ) terkait permasalahan SPTI dengan serikat buruh
lokal Luwuk sekatan di Kabupaten Banggai yang diselenggarakan satuan bimbingan
masyarakat (SAT BINMAS) Polres Banggai.

Hadir dalam pertemuan mediasi oleh KadisNakertrans
Kabupaten Banggai, Manang Suprayogi, Wakapolres Banggai, Kasdim 1308 LB, Kapolsek
Luwuk Kota, Danramil 1308-01 LB, Camat Luwuk, Camat Luwuk Selatan, Ketua
Kelompok SPTI dan Sektetaris Pengurus SPTI.

Dalam pertemuan tersebut Wakapolres mencoba mencari
solusi terkait buruh yang ada di Kabupaten Banggai. Disnakertrans juga berharap
kasus buruh segera diselesaikan. Pemerintah dan Polres meminta buruh tetap
menjaga keamanan.



‘’Permasalahan ini dan kami akan melaporkan kepada Kapolres
untuk diselesaikan secara cepat sehingga aktifitas buruh dapat berjalan dengan
baik.’’ Tekan Wakapolres.

Wakapolres berpesan agar tidak ada yang menyebarkan isu
melempar bahasa yang dapat menimbulkan gangguan keamanan Kabupaten Banggai. Apabila
hal ini terjadi kami tidak segan -segan untuk menindak. Pesan Kasdim 1308 LB
 intinya terkait dengan situasi yang berkembang tentang buruh, TNI/Polri
tidak menginginkan adanya konflik yang akan merugikan satu sama lain.

Terkait kasus SPTI dengan serikat pekerja buruh lokal dari
Sekjen SPTI permasalahan ini adalah permasalahan organisasi sehingga
Disnakertrans akan menyurat ke Sekjen SPSI. Mediasi ini dilakukan karena adanya
kejadian sesuai ungkapan dari salah satu peserta mediasi yang disampaikan oleh
Kon Lois intinya buruh dan pengusaha meminta Pemkab Banggai segera menuntaskan
permasalahan. Mereka juga meminta aparat dalam hal ini kepolisian untuk melakukan
pemantauan sehingga tidak terjadi konflik yang tidak diinginkan. 



Di tempat lain
salah satu wakil buruh Faisal Lalimu menyampaikan permasalahan ini muncul
dengan adanya kelompok buruh yang baru. Sehingga terjadi faktor kecemburuan dan
adanya pembagian sektor bongkar muat buruh.**

Berita terkait