Huntara di Palu Akan Dihuni 44 Ribu Pengungsi

  • Whatsapp
Huntara Pasca Gempa Sulteng

 Sumber: antaranews sulteng
SEBANYAK 44.000 warga Kota Palu yang mengungsi akibat kehilangan tempat
tinggal pascagempa, tsunami dan likuifaksi akan menempati hunian sementara
(huntara) sebelum masa transisi darurat ke pemulihan berakhir pada 25 Desember
2018.

Koordinator Huntara pada Pos Komando Transisi Darurat ke
Pemulihan Kota Palu yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pekerjaan Umum (PU)
Palu Iskandar Arsyad mengatakan ke-44.000 atau 8.000-an KK warga Palu
itu yang hingga sekarang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.

Arsyad menjelaskan huntara yang sedang dibangun di ibu kota
Provinsi Sulawesi Tengah itu sebanyak 1.200 unit dimana  tiap unit
diisi 12 bilik hunian. “Nantinya tiap bilik dihuni satu keluarga. Tiap
bilik dapat menampung antara empat sampai lima anggota keluarga. Huntara
tersebut nantinya akan dilengkapi dengan kebutuhan dasar seperti selimut,
kasur, bantal dan lain-lain,” terang Iskandar.

Iskandar menyebut penyelesaian pembangunan huntara baru mencapai 30 persen dari
total sekitar 8.140 unit yang dibangun baik oleh pemerintah pusat melalui
Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sejumlah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dan lembaga serta yayasan kemanusiaan dari dalam dan luar
negeri.


Meski begitu, Iskandar mengatakan saat ini pihaknya masih terus
memverifikasi dan menyeleksi 8000 KK tersebut. Hal itu dilakukan agar data
pengungsi yang akan menempati huntara akurat dan tepat sasaran serta tidak
menimbulkan kecemburuan antara pengungsi lainnya.

“Olehnya saya minta kepada warga dan pengungsi yang masih berada
di tenda, jika menemukan ada tetangganya atau pengungsi yang tidak layak
menempati huntara namun terdata mendapat jatah huntara agar segera dilaporkan
kepada kami. Agar kami segera memverfikasi dan menseleksi kembali. Kami tidak
ingin huntara ini dihuni oleh orang-orang yang tidak layak menempati
huntara,” pinta Iskandar.

Sebab, lanjut Iskandar, pengungsi yang menghuni huntara juga akan
menempati hunian tetap (huntap) yang pembangunannya diupayakan selesai
dalam waktu dua tahun. Hingga saat ini sekitar 44 ribu pengungsi masih
menghuni tenda-tenda pengungsian dan shelter sembari menunggu penyelesaian
pembangunan huntara.

Saat ini para pengungsi menghuni tenda dan shelter di titik-titik
pengungsian terpadu yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Palu, seperti di
Kelurahan Kabonena, Kelurahan Duyu, Kawatuna, Buluri, Tipo dan sejumlah titik
pengungsian terpadu yang berada di sejumlah Kelurahan di Kecamatan Palu Utara
dan Mantikulore.**

Berita terkait