Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola |
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola tengah berada di Kabupaten Tojo Una
Una dalam perjalanan dinas. Begitu merasakan gempa dan mengetahui terjadi
Tsunami, pada malam hari itu juga ia langsung berangkat kembali menuju Palu.
“Tanggal 28 saya sedang mengecek persiapan Tour De Central Celebes dari
Luwuk ke Ampana lalu ke Tojo Una-una, petang terasa gempa keras sekali, saya
liat di Televisi tsunami di Palu, langsung malam itu juga saya kembali ke
Palu,” ungkap Longki kepada Tim Ekspedisi dari Asosiasi Pemerintah
Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI).
Dari Tojo Una-una, Gubernur Longki Djanggola tiba di perbatasan Kabupaten
Parigi Moutong dan Palu pada pukul 03.00 dini hari dan terkendala longsor
akibat gempa dan akses menuju Palu terputus.
keesokan harinya ia meminta kepada stafnya untuk mencari akses menuju Palu
bagaimanapun caranya. “Sampai dini hari kami istirahat dulu sambil saya
minta bagaimana caranya agar bisa sampai Palu, entah harus jalan atau naik
motor,” tutur Longki.
Bersama rombongannya, Longki sempat berjalan melewati timbunan longsor hingga
tiga kilometer. Mengetahui Gubernur Longki sedang berusaha kembali ke Palu,
masyarakat bergotong royong membantunya untuk memanggul dan membawa motor agar
bisa cepat kembali ke Palu.
“Saya jalan kaki 3 km, sambil jalan apapun yang terjadi motor harus bisa
lewat, lalu banyak masyarakat bantu, akhirnya bisa sampai di seberang melewati
timbunan longsor, dan lanjut perjalanan menggunakan motor trail,” kata
Longki.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan dengan motor, Longki tiba di Palu pada
pukul 11 siang dan langsung pergi ke Pantai untuk mengecek kondisi pasca
tsunami.
“Tiba di Palu jam 11 siang dan kondisi begitu memprihatinkan, hari itu
datang kondisi masih kolaps, listrik jaringan telepon mati, BBM langka, air
bersih juga ikut langka, masyarakat panik dan terjadi penjarahan” ujar
Longki sambil meneteskan air mata.
Setelah itu ia berkoordinasi dengan Kepala BNPB dan Panglima TNI yang datang
dengan Hercules, dan saat itu juga sebagai Gubernur ia menetapkan kondisi
tanggap darurat bencana untuk dua pekan kedepannya.
Provinsi Sulteng telah kembali aktif. “Pemerintahan sudah jalan hari
Senin, Senin saya masuk bersih-bersih ruangan, karena kita kalau sebagai ASN
takut dan tidak bisa berbuat, gimana rakyatnya, suka tidak suka harus kita
hadapi ketakutan itu,” pungkas Longki Djanggola.
bangkit dan pulih dari bencana gempa dan Tsunami yang menerjang Palu, Sigi dan
Donggala. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya aktivitas warga.
Indonesia (APPSI), Longki juga menyebut aktivitas perekonomian telah bergerak
kembali seperti sedia kala
Begitu juga sarana transportasi dan distribusi ekonomi telah berjalan normal
seperti biasa.
“Pelabuhan sudah mulai aktif, tadinya crane untuk peti kemas di patah.
Penerbangan juga sudah mulai normal, awal-awal hanya bisa pesawat
Hercules,” ujar Longki yang merupakan Wakil Ketua Umum APPSI ini. Kepada para investor Longki juga mengimbau untuk tidak khawatir melanjutkan
investasinya di Sulteng.
“Daerah terdampak tidak seluruh Sulteng, investasi diluar Palu masih
banyak, bisa dipilih juga mana Investasi strategis, selain itu Alhamdulillah
KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) tidak apa-apa,” kata Longki.
Pemulihan Jangka Panjang
Sementara terkait pemulihan jangka panjang terutama untuk daerah terdampak
likuifaksi dan Tsunami, Longki menyampaikan saat ini sedang menyusun Perda
RT/RW yang akan mengatur tata ruang pemukiman ke tempat yang lebih aman dari
bencana.
Ke depan setelah ada revisi perda RT RW akan ada relokasi untuk warga yang
kehilangan tempat tinggal akibat likuifaksi dan tsunami ke hunian permanen yang
aman.
“Kami sedang susun revisi Perda RT RW tahun 2011 yang akan disesuaikan
dengan kondisi terkini, termasuk memasukkan mitigasi bencana ke dalam
pengaturannya,” kata Longki.
Longki juga menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada berbagai pihak yang
telah begitu banyak membantu masyarakat Palu, Sigi dan Donggala sehingga bisa
bangkit dan beraktivitas seperti sedia kala.
Saat ini Pemprov Sulteng dan berbagai pihak mengaku tengah menyiapkan hunian
sementara bagi para pengungsi, dan dua tahun kemudian akan dipindahkan ke hunian
tetap. Adapun area yang disiapkan untuk hunian tetap bagi para pengungsi, di
antaranya Tondo, Talise dan Duyuh di Kota Palu, dan di daerah Pombeve di
Kabupaten Sigi.
Selain itu Pemprov Sulteng juga tengah mempersiapkan pembangunan tanggul
penahan dan mangrovisasi di area Pantai. Sebagai informasi saat ini Tim
Ekspedisi Jalur Darat 34 Gubernur dari APPSI telah tiba di Provinsi ke 23 di
Sulawesi Tengah. **