_ |
pascagempa bumi, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018, masih tetap
tinggi.
Direktur Utama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST), BUMD yang ditugaskan
mengelola KEK Palu, Andi Mulhanan Tombolotutu, mengatakan di Palu, Rabu,
sejumlah perusahaan yang telah datang ke Palu dan menyatakan segera
berinvestasi di KEK antara lain PT Indo Mangan Industri, PT Sarana Dwima Jaya,
PT Hashimoto Gemilang Indonesia dan salah satu perusahaan asal China lainnya.
Menurut Mulhanan, PT Indo Mangan Industri akan membangun smelter pengolahan
batu mangan dengan nilai investasi Rp1,2 triliun. Perusahaan ini merupakan
joint venture antara Inggris dan Indonesia. Mereka akan mendatangkan bahan baku
dari tambang batu mangan di Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Barat untuk
diolah di pabrik yang akan dibangun di KEK Palu.
“Perusahaan ini sudah mulai pembangunan pabrik dan ditargetkan beroeprasi
pada 2020,” kata mantan Wakil Wali Kota Palu itu.
Kemudian PT Sarana Dwima Jaya, yang membangun pabrik baja ringan, panel, holo,
atap dan kalsiboard. Pembangunan pabrik ini juga sedang berjalan dan
ditargetkan beroperasi pada April 2019 dengan nilai investasi Rp100 miliar.
Kemudian, perusahaan asal China, kata Mulhanan, bergerak di bidang industri
pengolahan bijih tembaga. Saat ini, pihak perusahaan tersebut sedang
menyelesaikan berbagai administrasi yang disyaratkan oleh pihak badan pengelola
KEK Palu, selanjutnya akan menghitung nilai investasinya, melakukan pembebasan
lahan, kemudian memulai pembangunan pabrik.
Dua perusahaan lainnya adalah pabrik pengolahan cips yang berasal dari Jepang
bernama PT Hashimoto Gemilang Indonesia. Perusahaan ini bekerjasama dengan PT
Astra, karena bahan baku cips itu adalah cangkang sawit yang berasal dari pihak
PT Astra.
“Mereka sudah datang ke Palu dan menyatakan serius berinvestasi,”
kata Tonny, sapaan akrab Andi Mulhanan Tombolotutu tanpa menyebut nilai
investasi PT Hashimoto Gemilang Indonesia, karena pihak perusahaan itu baru
menyatakan komitmennya.
Sementara itu, Komisaris Utama PT BPST, Iwan Yunus menjelaskan, para investor
itu berpendapat, usaha mereka akan aman di daerah yang baru saja dilanda
bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi, karena menurut kajian geologi,
siklus bencana seperti yang melanda kawasan itu baru akan terjadi pada 100
tahun kemudian. “Apalagi daerah di KEK termasuk wilayah hijau atau wilayah
aman untuk pembangunan,” kata Iwan Yunus.
Pihak pengelola KEK Palu mengajak investor datang ke Palu untuk berinvestasi
karena sejumlah kemudahan akan mereka dapatkan. Antara lain pengawalan
penyelesaian perizinan secara ‘end to end’ yang akan dilakukan di setiap level
pemerintahan, mulai dari Pemerintah Pusat hingga daerah.
Pengelola KEK Palu juga menerapkan sistem checklist, sehingga kegiatan berusaha
di KEK dapat berlangsung tanpa menunggu kelengkapan perizinan.
Penerapan ‘data sharing’ juga dilakukan untuk menghilangkan redundansi atau
pengulangan dalam hal perizinan dan rekomendasi.
kemudahan lainnya adalah reformasi Perizinan Peraturan Berusaha sehingga
proses perizinan untuk badan usaha, termasuk UKM, dapat menjadi lebih
sederhana, cepat, murah, dan pasti.
“Dan yang paling penting lagi adalah, para pengusaha akan dibebaskan dari
seluruh urusan pajak,” tegas Mulhanan.
Sejauh ini, perusahaan yang telah beroperasi di KEK Palu di antaranya PT
Hongthai International yang bergerak di sektor industri getah pinus. Perusahaan
ini telah menggelontorkan investasi senilai Rp13,7 miliar dengan menyerap
tenaga kerja sebanyak 110 orang.
Ada juga perusahaan pengolahan kelapa PT Sofie Agro yang akan menanamkan
modalnya hingga 1,38 juta dolar AS dan menyerap tenaga kerja sekitar 625
orang. Berikutnya Agro Sulteng Group selaku industri karet dan minyak
atsiri dengan target nilai investasi mencapai Rp300 miliar dan menyerap 450
tenaga kerja.Kemudian ada PT Asbuton Jaya Abadi yang bergerak di industri aspal
dingin akan menanamkan modalnya sebesar Rp100 miliar dan membuka lapangan kerja
sekitar 100 orang.
KEK Palu dibangun di atas lahan seluas 1.500 hektare di Kecamatan Palu
Utara dan Tawaeli, Kota Palu, berdampingan dengan Pelabuhan Pantoloan dan
terletak di jalur lintas Sulawesi.**