Relawan Gempa Pasigala Perlu Psikososial

  • Whatsapp
banner 728x90
Dukungan psikososial untuk relawan Pasigala di RSA Nusa Waluya II

Reporter: Ikhsan madjido


RELAWAN Yang ikut
membantu penanganan 
gempa Palu, Sigi dan
Donggala  perlu mendapatkan penanganan psikososial. Sekjen Non
Medis Tim Pendukung Psikososial doctorSHARE, dr Ita Sugiato mengatakan
penanganan psikososial agar mental relawan tak terganggu.
“Mereka membantu korban, tentu juga menemukan dan melihat beberapa
hal yang mengganggu mereka secara mental,” kata Ita Sugiato saat
menyampaikan materi pada Workshop Dukungan Psikososial, di Rumah Sakit Apung
(RSA) Pantoloan, Minggu (18/11/2018).
“Apalagi, sebagian relawan yang membantu penanganan gempa juga warga
Pasigala sendiri. Mereka juga memiliki keluarga yang ikut terdampak gempa,”
tambahnya. 

Di tengah kecemasan terhadap keamanan keluarganya, mereka tetap menjadi relawan
membantu korban gempa. Di sisi lain, juga belum ada kepastian kapan akan
berhenti bencana melanda Palu dan sekitarnya.
“Tentu tidak sama dengan relawan dari luar Palu yang tidak memiliki
keluarga di sini. Mereka juga bisa pulang untuk digantikan relawan yang
lain,” katanya. Tim doctorSHARE yang tergabung dalam organisasi
Capacitar International yang berjumlah empat orang membantu kondisi sejumlah
relawan Pasigala dengan mempraktekkan Tai Chi, akupresure dan pernapasan.

Tim doctorSHARE bersama relawan Pasigala

“Upaya penyembuhan tidaklah cukup dengan hanya mengurangi gejala fisik
dan emosi tapi harus juga melibatkan sistem keseluruhan, hubungan relasi dengan
orang lain, dan lingkungan sampai ke tahapan sel dan energi,” jelas Ita. Salah
satu anggota tim, Prita menambahkan bahwa bagaimana kita menghadapi trauma bisa
menjadi katalis untuk perkembangan dan transformasi. Luka-luka yang lama bisa
dirubah menjadi kearifan untuk hidup secara utuh dan seimbang.’

“Jika seseorang sudah sembuh dan seimbang, maka ia akan dapat
mempengaruhi keluarga, komunitas dan lingkungan dunianya yang akhirnya akan
membawa kesehatan dan keutuhan untuk sesame manusia,” katanya.
Sementara, salah satu relawan, Wali Tola mengaku bersyukur mengikuti
kegiatan dan berharap dapat dipraktekkan yang selanjutnya ilmu yang diperoleh
dapat ditularkan ke penyintas Pasigala yang juga memerlukan dukungan
psikososial.**

Berita terkait