60 Anak Terpisah Dari Keluarganya

  • Whatsapp
banner 728x90

 

KEPALA DINAS Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Palu, Irmayanti Petalolo mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sekitar 60 anak korban bencana alam terpisah dari  rang tuanya. ‘’Hingga saat ini, kami masih melakukan penyelidikan terkait laporan anak yang terpisah dari orang tuanya pasca bencana alam beberapa waktu lalu, ” ungkapnya, Selasa (18/12/2018) di ruanganya.

Beberapa waktu lalu, lanjut Irmayanti, pihaknya telah melakukan koordinasi bersama P2TP Makassar dan Pemprov Sulsel. Terkait banyaknya anak dari Palu yang mengungsi ke tempat tersebut.

‘’Setelah kami melakukan cross chek ke beberapa titik pengungsian di Provinsi Sulawesi Selatan, maupun ke ibukotanya Makkasar, ternyata anak-anak eksodus Palu, mayoritas berkumpul bersama keluarga mereka. Artinya, mereka tidak diadopsi maupun tinggal bersama orang lain, ” akunya.

Data tersebut kata Irmayanti, berasal dari PMI, yayasan maupun lembaga terkait, serta laporan dari masyarakat kota Palu. Terkait tindak pelecehan seksual maupun kekerasan terhadap anak-anak yang berada di tenda pengungsian Kota Palu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan perangkat aparat kecamatan dan kelurahan.

‘’Kami meminta kepada kelurahan, untuk melaksanakan pengamanan di tenda pengungsian di wilayah masing-masing. Dengan mengaktifkan kembali peran Satgas K5, ” ucap Irmayanti. Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi untuk meminilisir terjadinya tindak pelecehan seksual, maupun kekerasan di tenda pengungsian yang ada dalam kota.

Dengan menayangkan video berbentuk informasi bagaimana perlindungan kepada anak. Seperti mengajarkan anak agar terhindar dari aksi oknum yang tidak bertanggung jawab.Di samping itu, P2PTP juga melaksanakan trauma healing kepada ibu maupun anak-anak di tenda pengungsian. Bersama psycholog serta relawan lainnya. Tujuannya pemulihan beban mental, trauma akibat bencana alam.

Beberapa kegiatan lainnya yang dilaksanakan, seperti pemberian bantuan kepada korban bencana, mengajak anak-anak di posko pengungsian untuk melakukan permainan atau game.

‘’Dalam rangka  memperingati hari ibu, beberapa waktu lalu, kami melaksanakan beberapa lomba maupun game di posko seperti di posko Galara, posko komodo, ” bebernya.

Ditambahkannya, mereka juga melakukan penilaian terhadap kebersihan posko pengungsian yang ada di delapan kecamatan se Kota Palu. Dari hasil penilaian, posko Huntara Lere menjadi pemenang pertama. ‘’Selain juara pertama, urutan kedua dan tiga juga turut diberikan reward, dalam bentuk uang, ” kata Irmayanti.**

Reporter: Firmansyah Lawawi

Berita terkait