KEDATANGAN Delegasi pemerintah Jepang ke Sulawesi Tengah, yaitu Japan International Coorporation Agency (JICA) memberikan angin segar bagi para aktivis kemanusiaan di Palu. Salah satunya, dengan menggelar diskusi bersama aktivis yang diinisiasi oleh Yahdi Basma.
Yahdi yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Sulteng ini menggandeng aktivis LSM M Rifai Lahamu dan Abdulazis Tinggala, menggelar pertemuan bersama JICA di salah satu restoran di Kota Palu, (09/12/2018) lalu.
JICA yang sebelumnya, Sabtu (08/12) di Jakarta, melakukan rapat terbatas bersama Wapres Jusuf Kalla terdiri dari Mr. Tadahiko Ito, Mr. Teru Fukui (Wakil Menteri), Mr. Shinichi Yamanaka (Kepala Perwakilan RI JICA) & belasan delegasi JEPANG lainnya.
Kepada JICA, Yahdi menyampaikan gagasan penjagaan lestari jejak bencana Pasigala dalam design Museum Likufaksi Dunia. Likuifaksi dikenal dengan mengentalnya tanah karena bercampur dengan tanah bergerak masuk keluar dalam tanah seperti blender.
JICA sebagai lembaga donor yang berperan di segmen rehabilitasi dan rekontruksi, Yahdi sampaikan banyak hal terkait penanganan pasca bencana oleh pemerintah dan para pihak. ‘’Area terdampak parah 184,5 Ha di Kelurahan Petobo dan 47,5 Ha di Kelurahan Balaroa, harus segera diblocking sebagai kawasan terlindung. Kita bisa bersandar pada Kepres Nomor 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,” ungkap Yahdi.
Yahdi memaparkan, sesuai pasal 31 Kepres dimaksud, “Kriteria kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.”
Yahdi yang juga Ketua Pansus Pengawasan Penanganan Pasca Bencana Pasigala ini menambahkan Kelurahan Petobo dan Balaroa adalah venue berharga yang tidak saja sebagai Memoriam Park (Taman Kenangan) bagi anak cucu. “Saya meyakini gagasan museum likuifaksi dunia bisa menjadi laboratorium pengembangan ilmu pengetahuan agar manfaat bagi bumi dan manusia,” tandasnya.
Sementara itu, Mr. Teru Fukui, Wakil Menteri Perumahan Rakyat Jepang, melalui translatornya, Heru Susanto, mengatakan setuju atas gagasan museum likuifaksi dunia tersebut. “Sepanjang pra pembangunan untuk itu disertai dengan riset awal yg memadai saya setuju dengan gagasan tersebut,” pungkasnya.**
Sumber: Yahdi basma