Desa Lagaleso salah daerah terkena bencana Likuifaksi gempa Pasigala |
Reporter: Firmansyah Lawawi
LANGALESO, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, merupakan daerah yang juga terdampak likuifaksi
beberapa waktu lalu. Hingga saat ini, warga hidup bersama lumpur bawaan
dari desa tetangga; Jono Oge. Akibat berbulan-bulan hidup bersama lumpur bawaan tersebut, pekan lalu,
dua warga Langaleso tewas diduga akibat lumpur tersebut.
beberapa waktu lalu. Hingga saat ini, warga hidup bersama lumpur bawaan
dari desa tetangga; Jono Oge. Akibat berbulan-bulan hidup bersama lumpur bawaan tersebut, pekan lalu,
dua warga Langaleso tewas diduga akibat lumpur tersebut.
Kepala Desa Langaleso Nurlin mengungkapkan bahwa lumpur tersebut telah membuat resah warga. Bahkan telah menelan korban jiwa, ‘’Sampai saat ini korban yang meninggal dunia akibaat
lumpur itu sebanyak dua orang, yakni satu orang anak dan satu orang dewasa, ” katanya.
lumpur itu sebanyak dua orang, yakni satu orang anak dan satu orang dewasa, ” katanya.
Menurut Nurlin gejala penyakit yang dirasakan oleh
kedua warganya hampir serupa. Seperti adanya batuk dan demam hingga lumpuh
layu. Setelah itu meninggal dunia. ‘’Setelah terkena penyakit itu, tidak lama kemudian
dua warga kami meninggal dunia, ” ungkap Nurlin.
kedua warganya hampir serupa. Seperti adanya batuk dan demam hingga lumpuh
layu. Setelah itu meninggal dunia. ‘’Setelah terkena penyakit itu, tidak lama kemudian
dua warga kami meninggal dunia, ” ungkap Nurlin.
Lebih memprihatinkan lagi, di Desa Langaleso
hingga saat ini tidak ada satu unit pun Pos Kesehatan yang berdiri di lokasi
tersebut. Padahal, tidak sedikit jumlah mayat yang terbawa lumpur di evakuasi
di desa
itu. ‘’Kalau Pos Kesehatan dari Dinas Kesehatan Sigi itu
tidak ada, namun yang datang ke sini adalah tenaga relawan dari luar seperti dari Jawa, Bali dan
Sumatera, bahkan ada dari Papua, ” jelasnya.
hingga saat ini tidak ada satu unit pun Pos Kesehatan yang berdiri di lokasi
tersebut. Padahal, tidak sedikit jumlah mayat yang terbawa lumpur di evakuasi
di desa
itu. ‘’Kalau Pos Kesehatan dari Dinas Kesehatan Sigi itu
tidak ada, namun yang datang ke sini adalah tenaga relawan dari luar seperti dari Jawa, Bali dan
Sumatera, bahkan ada dari Papua, ” jelasnya.
Nurlin berharap kepada pemerintah memberikan
perhatian kepada desa Langaleso, sehingga masyarakat bisa hidup dengan layak. ‘’Terkait lumpur ini saya sudah berusaha melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak. Namun
dalam hal ini tidak sesuai dengan harapan. Sejumlah alat berat dan truk pernah
beroperasi di sini. Tapi hanya dua hari saja. Selanjutnya
tidak ada lagi, ” bebernya.
perhatian kepada desa Langaleso, sehingga masyarakat bisa hidup dengan layak. ‘’Terkait lumpur ini saya sudah berusaha melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak. Namun
dalam hal ini tidak sesuai dengan harapan. Sejumlah alat berat dan truk pernah
beroperasi di sini. Tapi hanya dua hari saja. Selanjutnya
tidak ada lagi, ” bebernya.
Nurlin juga
mengaku bahwa tidak tuntasnya penanganan lumpur yang ada di Desa
Langaleso, telah membuat warga kecewa. Karena lumpur yang ada saat ini masih
sangat banyak. Sedangkan yang mereka kerjakan baru berkisar sepertiga persen saja. ‘’Saya sempat menanyakan tentang alasan
ditariknya alat berat tersebut. Mereka
beralasan masih banyaknya desa lain yang perlu penanganan. Sedangkat alat berat
sangat terbatas, ” ucapnya.
mengaku bahwa tidak tuntasnya penanganan lumpur yang ada di Desa
Langaleso, telah membuat warga kecewa. Karena lumpur yang ada saat ini masih
sangat banyak. Sedangkan yang mereka kerjakan baru berkisar sepertiga persen saja. ‘’Saya sempat menanyakan tentang alasan
ditariknya alat berat tersebut. Mereka
beralasan masih banyaknya desa lain yang perlu penanganan. Sedangkat alat berat
sangat terbatas, ” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang keluarga korban yang
meninggal, Asrin menuturkan bahwa saat peristiwa bencana alam lalu. Korban, Kalila (2 tahun) sempat mengungsi di tempat yang aman. Namun setelah sekian lamanya di pengungsian mereka sama sekali tak
pernah mendapatkan
bantuan.
meninggal, Asrin menuturkan bahwa saat peristiwa bencana alam lalu. Korban, Kalila (2 tahun) sempat mengungsi di tempat yang aman. Namun setelah sekian lamanya di pengungsian mereka sama sekali tak
pernah mendapatkan
bantuan.
Akhirnya mereka memilih untuk kembali ke rumah sekali pun hidup diatas lumpur, ‘’Saya juga heran melihat penyakitnya hanya dalam seminggu saja dia
langsung lumpuh tangan dan kakinya seperti tak bertulang. kami sempat
membawanya ke rumah sakit namun tak terselamatkan, akhirnya meninggal dunia di hari
Senin (3/12) lalu, ” kata Asri.
langsung lumpuh tangan dan kakinya seperti tak bertulang. kami sempat
membawanya ke rumah sakit namun tak terselamatkan, akhirnya meninggal dunia di hari
Senin (3/12) lalu, ” kata Asri.
Desa Langaleso yang hanya berjarak kurang lebih 11
KM dari Kota Palu, kondisi lingkungannya sangat memprihatinkan,
lumpur yang ada dalam jumlah ratusan Kubik itu telah mengelilingi rumah rumah
penduduk. Bahkan ironisnya lagi, proses belajar bagi murid sekolah dasar di
desa tersebut, dilakukan di atas lumpur.**
KM dari Kota Palu, kondisi lingkungannya sangat memprihatinkan,
lumpur yang ada dalam jumlah ratusan Kubik itu telah mengelilingi rumah rumah
penduduk. Bahkan ironisnya lagi, proses belajar bagi murid sekolah dasar di
desa tersebut, dilakukan di atas lumpur.**