Sulteng Mendunia: Ethnic Music Night 2025 Perkuat Pesona Budaya Negeri Seribu Megalit

  • Whatsapp

SULTENG – Ethnic Music Night 2025 resmi penanda kekayaan seni serta budaya Sulawesi Tengah berkelas dunia. Sekaligus momentum penguatan komitmen pelestarian warisan budaya Negeri Seribu Megalit. Event kesohor berlangsung di halaman Kantor Wali Kota Palu, Selasa malam (30/12/2025),

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, mengapresiasi kepada Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon yang telah meluangkan waktu selama dua hari penuh berkunjung dan meninjau langsung berbagai situs budaya dan megalitikum di Sulteng, di antaranya Kabupaten Poso, Lembah Napu, dan Lembah Behoa.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri yang dari pagi hingga malam menikmati dan menyaksikan langsung kekayaan budaya serta keindahan alam Sulawesi Tengah. Ini menjadi inspirasi besar bagi kami bahwa dengan melestarikan budaya, daerah akan semakin dikenal dunia,” ujar Wagub.


Ia menegaskan bahwa Sulteng merupakan daerah dengan kekayaan budaya yang sangat luar biasa. Berdasarkan data terbaru, jumlah situs megalitik mencapai lebih dari 2.000 situs, yang menjadi bukti kuat jejak peradaban leluhur bernilai tinggi.

Ia juga berharap kunjungan Menteri Kebudayaan dapat terus berlanjut, mengingat masih banyak situs budaya lain yang memerlukan perhatian, perlindungan, dan pengembangan agar dapat ditetapkan sebagai cagar budaya nasional bahkan internasional.

“Sekali lagi kami mohon, Pak Menteri jangan bosan-bosan datang ke Sulawesi Tengah. Masih banyak warisan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan bersama,” tambahnya.


Menbud RI Fadli Zon mengungkapkan kekagumannya terhadap kekayaan budaya Sulteng khususnya peninggalan megalitikum yang tersebar di berbagai wilayah.

“Selama dua hari ini saya melihat langsung betapa kayanya musik tradisi dan situs budaya di Sulawesi Tengah. Banyak yang sudah menjadi cagar budaya, bahkan ada yang baru ditetapkan sebagai cagar budaya nasional, seperti Pokekea,” jelasnya.

Menurut Menteri Fadli Zon, Sulteng sangat layak dijuluki sebagai ‘Negeri Seribu Megalit’, mengingat keberagaman dan jumlah peninggalan arkeologis seperti arca, dolmen, lumpang, serta berbagai bentuk lainnya yang menjadi bukti nyata peradaban masa lampau.

Ia optimistis, kekayaan budaya Sulawesi Tengah ke depan tidak hanya diakui secara nasional, tetapi juga berpotensi diusulkan sebagai warisan budaya dunia. “Jejak peradaban nenek moyang kita di Sulawesi Tengah sangat nyata dan luar biasa. Ini harus kita usahakan bersama agar diakui dunia,” tegasnya.

Pembukaan Ethnic Music Night 2025 turut dihadiri Anggota Komisi II DPR RI Longki Djanggola, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhidin, Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Dr. Restu Gunawan, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII Sulteng.

Melalui Ethnic Music Night 2025, Sulteng menegaskan komitmennya menjadikan budaya sebagai kekuatan identitas, ruang ekspresi seni, sarana edukasi generasi muda, serta jembatan untuk membawa pesona Negeri Seribu Megalit ke panggung dunia. ***

Berita terkait