Antisipasi DBD, Dinkes Palu Galakan 3M

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter: Firmansyah Lawawi

DEMAM Berdarah dengue (DBD) salah satu penyakit  yang kerap melanda di musim penghujan. Tingginya CURAH hujan mengakibatkan banyaknya genangan air yang merupakan wadah berkembangnya jentik nyamuk Aedes aegypti.

Mengantisipasi hal tersebut Dinas Kesehatan Kota Palu menghimbau menggalakkan program 3M.

“Musim penghujan sudah tiba dimana nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak, sehingga Diskes saat ini menggalakkan program 3 M  yaitu, menutup, menguras dan memanfaatkan kembali berang bekas yang berpotensi sebagai  wadah perkembang biakan jentik-jentik nyamuk, ” ujar Sekertaris Dinkes Kota Palu, Ilham Arsyad,  Kamis (24/1/2019).

Selain itu, tutur Ilham, imbauan kepada murid sekolah untuk menghalau sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue, dengan mengibaskan tangan mereka ke bawah maupun laci meja belajar, sebelum dimulainya proses belajar.

“Program tersebut sebelumnya sudah pernah disosialisasikan di sekolah. Karena melihat situasi dan kondisi kota Palu saat ini, program tersebut kembali digalakan, ” jelasnya.

Fogging atau penyemprotan terhadap nyamuk penyebar Demam Berdarah Dengue di kota Palu telah dilaksanakan sejak pasca bencana alam 28 September silam.

fogging tersebut dilakukan dengan sistim pemetaan, terutama di wilayah yang dianggap rawan DBD. Salah satunya adalah shelter pengungsian. “Saya telah mengintruksikan kepada Kabid, untuk mengaktifkan vogging. Untuk tehnisnya, bidang P2PL yang akan melakukan pemetaaan pelaksanaan penyemprotan. Diprorioritaskan wilayah yang rawan,” bebernya.

Hal itu juga, menurut Ilham Arsyad merujuk surat Kementerian Kesehatan RI PV 020I/4/87/2019 tertanggal 11 Januari 2019, tentang beberapa wilayah Indonesia kasus DBD mengalami peningkatan, seperti di Kabupaten Kuala Kapuas Provinsi Kalteng, Kabupaten Manggarai Barat Provinsi NTT, serta Provinsi Sulawesi Utara.**

Berita terkait