Sumber: antaranews.com
|
mengimbau para pengungsi korban bencana agar selektif dan teliti, jika menerima
bantuan khususnya bantuan makanan siap saji.
“Jika ada makanan yang diberikan, diperiksa dulu, dicium baunya, apakah masih
bagus atau sudah basi. Kejadian keracunan ini karena nasi bungkus yang
dibagikan untuk makan pagi, dimakan nanti siang hari, jadi sudah basi,” kata
pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Huzaimah dihubungi Senin
(21/1/2019).
Huzaimah meminta semua koordinator posko di pengungsian, agar aktif dan teliti
memeriksa kondisi bantuan yang diterima, demi keselamatan para pengungsi.
“Kalau ada bantuan yang diterima, ditanya dulu asalnya, dari siapa dan untuk
apa, kenapa memilih lokasi pengungsian tersebut serta diperiksa kondisi
bantuannya untuk memastikan keamanannya,” jelas Huzaimah.
Huzaimah meminta agar peristiwa keracunan yang dialami 45 pengungsi di
Kelurahan Kabonena dan Tipo, akibat mengonsumsi nasi bungkus, Sabtu siang
(19/1), menjadi pelajaran bagi seluruh pihak, dalam menyalurkan bantuan atau
pun menerima bantuan.
Alangkah baiknya kata Huzaimah, jika bantuan yang diberikan kepada para
pengungsi berupa sembako dan bukan berupa makanan jadi, untuk menghindari
peristiwa semacam itu.
Huzaimah menyatakan hampir semua korban keracunan yang dirawat telah keluar
dari rumah sakit dan diperbolehkan pulang. Umumnya gejala keracunan yang
dialami para pengungsi yakni mual-mual, muntah dan diare.
“Kami sudah mendatangi satu per satu korban dan yang betul-betul masih harus
dirawat inap tinggal dua orang,” ujarnya.
Menurut Huzaimah, Dinkes Palu telah menurunkan enam unit ambulance beserta
bidan, perawat dan dokter di sejumlah Puskesmas di Palu, untuk memeriksa
kondisi pengungsi di Kelurahan Kabonena dan Tipo.
Dari sekira 100 pengungsi yang mengaku memakan nasi bungkus pemberian sejumlah
relawan itu, yang sempat dibawa ke rumah sakit sebanyak 45 orang.**