Tahun Ini, Tanggul di Teluk Palu Dibangun

  • Whatsapp
Kepala Satgas Bidang Infrastruktur Kementerian PUPR Arie Setiadi, memaparkan rencana desain tanggul tersebut di depan Gubernur Sulawesi Tengah dan dinas terkait, Rabu (2/1/2019).

Sumber: Humpro Sulteng
PEMULIHAN Pesisir Teluk Palu mulai
dilakukan tahun ini. Salah satunya adalah membangun tanggul sepanjang 7,5
kilometer, mulai Kelurahan Silae, sampai pantai Talise dan jalan penggaraman. Pekerjaan
proyek ini ditarget selesai dalam satu tahun.
Kepala Satgas Bidang
Infrastruktur Kementerian PUPR Arie Setiadi, memaparkan rencana desain tanggul tersebut
di depan Gubernur Sulawesi Tengah dan dinas terkait, Rabu (2/1/2019).
Pertemuan di ruang kerja
gubernur pagi itu, turut dihadiri Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra
Dr. Ir. B. Elim Somba, M.Sc, Kadis Bina Marga dan Tata Ruang Ir. Syaifullah
Djafar, M.Si, Kadid Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Ir. Imam Al
Gazali, MT,  Karo Humas dan Protokol Drs.
Moh. Haris dan Sekretaris Dinas Cipta Karya.
Secara garis besar, Ari
menjelaskan, bahwa tanggul penahan yang dipersiapkan tersusun dari tumpukan
material bebatuan yang ketinggiannya sama dengan muka air tertinggi saat pasang
terjadi yaitu lebih kurang 3 meter. Selain itu pada tanggul juga dilapisi bahan
biosintetik yang kedap air.
Tanggul tersebut bukan
satu-satunya. Sebab Kementerian PUPR akan membuat tanggul lanjutan penahan
tsunami apabila desainnya telah disetujui oleh pemerintah pusat.
Pada kesempatan yang sama,
gubernur menanyakan ke kasatgas seputar progress pembangunan huntara (hunian
sementara). 
Ia laporkan bahwa dari
total 636 unit untuk Kota Palu, sudah berhasil diselesaikan sebanyak 110 unit
dan sudah ada yang ditempati, misalnya di Silae sebanyak 10 unit atau setara
dengan 120 bilik.
Beberapa huntara lain
sudah selesai tapi masih belum memiliki listrik contohnya di Gawalise. Adapun
masalah lain yaitu lingkungan sekitar huntara yang berdebu dan bisa mengganggu
sanitasi.
“Diisi dulu supaya kKita
tahu kekurangannya,” kata kasatgas Ari menginginkan agar huntara yang
sudah siap segera diisi warga baru dievaluasi kemudian.
Olehnya ia mengajak
gubernur untuk meninjau huntara Gawalise yang menurut Ia layak dijadikan
standar minimum pembangunan huntara oleh pihak-pihak lain yang berinisiatif
membantu.
Terkait masalah huntap
(hunian tetap), Gubernur Longki menginformasikan Ia sudah menandatangani SK
penetapan lokasi huntap sesuai dengan apa yang disodorkan baik oleh Pemkot Palu
maupun Pemkab Sigi dan Donggala serta disetujui Bappenas.
Menyangkut dengan status
lahan dan luasannya, gubernur yakinkan ke kasatgas bahwa sudah mendapat lampu
hijau dari kementerian agraria alias tidak ada masalah untuk segera dibangun
mulai Maret mendatang.
Gubernur juga tegas
menyatakan bahwa model huntap nanti mesti dirancang sesuai standar minimum
bangunan tahan gempa. 
Selain rumah hunian,
gubernur juga meminta supaya bangunan sekolah, rumah sakit dan puskesmas
mendapat prioritas untuk diperkuat supaya tidak mudah rubuh.
Atas hal itu, Kasatgas Ari
melaporkan bahwa RS Undata dan RS Anutapura akan dijadikan pilot project
bangunan tahan gempa yang diadopsi dari Jepang bahkan 2 rumah sakit lain yaitu
RS Madani dan RS Torabelo di Sigi juga sudah memohon yang serupa.**

Berita terkait