BPBD: Jangan Panik, Siaga !

  • Whatsapp
banner 728x90

Gerakan Tanah


Reportase: Yohanes Clemens


BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi
Sulteng mengimbau warga tetap siaga dan waspada, dan jangan panik. Itu terkait
peta pergerakan tanah seperti dirilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

“Masyarakat harus mengambil positifnya, bila ada
himbauan seperti itu, jangan sampai jadi panik. Panik yang berlebihan juga
dapat berbahaya, karena tidak rasional lagi. Kita waspada dan siap-siap, serta
menyiapkan tas, atau koper, beserta isinya, sesuai dengan apa yang sudah
disampaikan,” kata Kepala BPBD Sulteng Bartholomeus Tandigala, di Palu, Kamis
(28/3/2019).

Dia mengatakan  yang paling penting bahwa, pergerakan tanah
itu bisa terjadi karena longsor, dan terjadi jika curah hujan cukup tinggi.

Jika terjadi gempa yang cukup kuat misalnya bisa
terjadi pergerakan tanah, dan bisa juga karena kandungan air dalam tanah sudah
terlalu banyak, jenuh dan berat, maka bisa terjadinya longsor.
Jika terjadi curah hujan yang cukup tinggi maka
akan terjadi pergerakan tanah.

“Tapi jangan dicampur aduk pergerakan tanah akibat
longsor dan likuifaksi dan ini yang harus perlu diketahui masyarakat, dan yang
paling penting adalah kita berdo’a sesuai dengan keyakinan masing-masing, agar
Tuhan menjaga kita sehingga musibah yang mengerikan itu seperti yang terjadi
beberapa waktu yang lalu, bisa dihindarkan dari negeri yang kita cintai ini,”
pesannya.

Terkait intensitas kegempaan sesar Palu-Koro dan
Sesar Poso, Bartholomeus mengatakan Sulawesi Tengah sebagai wilayah yang
dilintasi beberapa sesar aktif, masyarakat sudah seharusnya selalu waspada.
Sebagaimana ungkapan Gubernur H Longki Djanggola, masyarakat harus bersahabat
dengan gempabumi.

Olehnya, BPBD Sulteng kata Bartholomeus masih
terus menyiagakan logistik kebencanaan untuk disalurkan kepada masyarakat.
Personil BPBD juga tetap siap siaga memberikan pertolongan jika sewaktu-waktu
bencana terjadi.

“Kami juga membantu logistik untuk masyarakat yang
masih berada di tenda-tenda pengungsian dan Hunian sementara (Huntara),”
katanya.

Mantan Penjabat Bupati Morowali itu mengatakan
hingga saat ini masih banyak warga tinggal di tenda-tenda pengungsian. Satgas
PUPR ungkapnya terus bekerja menyelesaikan pembangunan Huntara.

“Kami bersama Dinas Sosial masih menyalurkan
logistik untuk pengungsi korban bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi.
Sebagian logistik yang kami salurkan sumbangan NGO dan beberapa organisasi
kemasyarakatan,” tukas Bartholomeus.**

Berita terkait