Reporter: Yohanes Clemens
|
kegiatan Penandatanganan Kontrak Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(PPM). Penandatanganan itu dilakukan oleh para dosen yang ada di Lembaga Untad
yang menjunjung tri darma perguruan tinggi. Kegiatan tersebut diselenggarakan
oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Penandatangan kontrak tersebut merupakan tindaklanjut dari lolosnya proposal
penelitian dan pengabdian masyarakat yang sebelumnya diajukan oleh para dosen
melalui simlitabmas. Proposal yang diajukan itu, sesuai penuturan Ketua LPPM
Untad, Ir Donny M Mangitung PhD, diperiksa oleh reviewer nasional sebelum
dinyatakan lolos.
“Jadi ini sudah berjenjang. Hari ini, penandatanganan kontrak yang akan
dilakukan oleh bapak/ibu dosen. Setelah ini, sampai November nanti dapat
melaksanakan kegiatan hingga tahapan akhir,” terang Ketua LPPM.
Seorang dosen salah satu fakultas menyatakan bahwa dosen yang lolos penelitian
dan pengabdian masyarakat merupakan dosen yang memang terus menunjukkan jati
diri sebagai akademisi. Hal itu terlihat dari semangat yang ditunjukkan, selama
ini tidak eksis berkomentar di medsos, tetapi ternyata mengalirkan semangat menulis
dengan melakukan penelitian dan pengabdian.
“Kegiatan ini amat baik. Namun, sayangnya masih konvensional atau pakai cara
lama. Harusnya sudah sesuai Permenkeu, yaitu luaran penelitian sudah harus
artikel yang terbit di jurnal internasional yang terindeks scopus, bukan lagi
laporan penelitian yang tebal, ditambah dengan hal lain yang memberatkan dosen
peneliti,” ujarnya.
Dari hasil pantauan media ini, dosen yang lolos penelitian dan pengabdian
masyarakat itu juga ada di antaranya dosen yang diberi tugas tambahan, di
antaranya Dekan FMIPA Dr Rusydi, Dekan Faperta Dr Muhardi, Dekan FKM Dr Nurdin
Rahman, Dekan FISIP Dr Muh Nur Ali, Direktur Pascasarjana Prof Alam Anshari,
dan Wakil Dekan Akademik Faperta.
Wakil Dekan Umum dan Keuangan FKIP, Dr Jusman, Wakil Dekan Umum dan Keuangan
FKM. Bahkan, Rektor UNTAD, Prof Dr Ir Mahfudz MP saat ini juga termasuk dosen
yang proposalnya dinyatakan lolos menerima hibah dari Kemenristekdikti,
termasuk mantan Rektor, Prof Basir Cyio yang juga menerima hibah penelitian dan
terlihat berada di tengah-tengah peserta.
Dari informasi yang dihimpun media ini pula, Untad saat ini terus berupaya
meningkatkan jumlah publikasi ilmiah, terutama untuk kalangan professor.
Berdasarkan penelusuran, dalam empat tahun terakhir, Prof Basir Cyio adalah
yang tertinggi jumlah artikel yang terbit di jurnal internasional bereputasi
terindeks scopus dengan 10 artikel, disusul Prof Mery Napitupulu 9 artikel, dan
para professor lain.**