Reporter: Dedy
|
KOALISI Rakyat
untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Provinsi Sulawesi Tengah menyediakan sebanyak
650 unit perahu di peruntukkan bagi nelayan korban terdampak bencana yang
berada di pesisir pantai.
untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Provinsi Sulawesi Tengah menyediakan sebanyak
650 unit perahu di peruntukkan bagi nelayan korban terdampak bencana yang
berada di pesisir pantai.
Pasca gempa dan sunami pada 28 Sebtember silam,
Kiara menetapkan lima titik prioritas bantuan perahu bagi masyarakat terdampak
bencana.
Kiara menetapkan lima titik prioritas bantuan perahu bagi masyarakat terdampak
bencana.
Berdasarkan identifikasi sementara bantuan perahu
untuk masyarakat pesisir kota Palu ada tiga titik prioritas yakni Mamboro,
Kampung Lere, dan Pantoloan Boya, kemudian titik di Desa Tompe dan Kecamatan
Sirenja di kabupaten Donggala.
untuk masyarakat pesisir kota Palu ada tiga titik prioritas yakni Mamboro,
Kampung Lere, dan Pantoloan Boya, kemudian titik di Desa Tompe dan Kecamatan
Sirenja di kabupaten Donggala.
“Kami suda menetapkan sejumlah titik nelayan
yang benar-benar terdampak bencana, di palu dan donggala,” kata pengurus
Kiara Sulteng, Nirwan pada Minggu (24/3/2019)
yang benar-benar terdampak bencana, di palu dan donggala,” kata pengurus
Kiara Sulteng, Nirwan pada Minggu (24/3/2019)
“Jadi, target kita untuk tahun ini menyediakan 650
unit perahu untuk diberikan kepada masyarakat nelayan terdampak bencana.
Spesfikasi fasilitas bantuannya yakni satu unit perahu dan satu mesin
katinting,” tambahnya.
unit perahu untuk diberikan kepada masyarakat nelayan terdampak bencana.
Spesfikasi fasilitas bantuannya yakni satu unit perahu dan satu mesin
katinting,” tambahnya.
Pengadaan saat ini kita mulai di Pantoloan Boya
dan pembuatan perahu tersebut sementara berjalan, kemudian dalam pembuatannya
pihak Kiara melibatkan masyarakat setempat, dan sampai hari ini ada sebanyak 27
unit perahu yang sudah dibuat dari 40 unit perahu.
dan pembuatan perahu tersebut sementara berjalan, kemudian dalam pembuatannya
pihak Kiara melibatkan masyarakat setempat, dan sampai hari ini ada sebanyak 27
unit perahu yang sudah dibuat dari 40 unit perahu.
Nirwan juga mengatakan, untuk dua titik lainnya di
Kota Palu yang menjadi sasaran penerima manfaat bantuan perahu tersebut,
pihaknya belum memastikan secara rinci, karena saat ini masih tengah proses
pengklasifikasian.
Kota Palu yang menjadi sasaran penerima manfaat bantuan perahu tersebut,
pihaknya belum memastikan secara rinci, karena saat ini masih tengah proses
pengklasifikasian.
“Kami belum rincikan berapa unit perahu yang
dibantukan di tiga titik ini termasuk di desa Tompe, sebab saat ini kami masih
sementara proses pengklasifikasian berdasarkan tiga kriteria yang dijadikan
prioritas penerima manfaat, diantaranya masyarakat nelayan terdampak total,
ringan dalam artian alat tangkap mereka rusak atau hilang akibat bencana, serta
nelayan buruh,” ungkapnya.
dibantukan di tiga titik ini termasuk di desa Tompe, sebab saat ini kami masih
sementara proses pengklasifikasian berdasarkan tiga kriteria yang dijadikan
prioritas penerima manfaat, diantaranya masyarakat nelayan terdampak total,
ringan dalam artian alat tangkap mereka rusak atau hilang akibat bencana, serta
nelayan buruh,” ungkapnya.
Lanjutnya, terkait penerima manfaat bantuan parahu
ditargetkan untuk seluruh masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan di
Sulteng, namun akibat bencana 28 September silam, akhirnya di prioritaskan
terlebih dahulu kepada masyarakat nelayan terdampak bencana.
ditargetkan untuk seluruh masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan di
Sulteng, namun akibat bencana 28 September silam, akhirnya di prioritaskan
terlebih dahulu kepada masyarakat nelayan terdampak bencana.
“Sebenarnya target kami semua nelayan yang ada di
Sulteng, dan sekarang ini kami fokuskan dulu untuk masyarakat nelayan yang
terdampak bencana,” kata Nirwan.
Sulteng, dan sekarang ini kami fokuskan dulu untuk masyarakat nelayan yang
terdampak bencana,” kata Nirwan.
Katanya, langkah tersebut sebagai dorongan untuk
nelayan terdampak bencana khususnya. Agar nelayan ini dapat kembali
menjalankan aktivitasnya seperti biasa, guna melanjutkan kehidupan mereka,
tanpa harus meninggalkan ruang hidup yang sudah menjadi kebiasaan serta
menggantungkan kehidupan di sektor nelayan.***
nelayan terdampak bencana khususnya. Agar nelayan ini dapat kembali
menjalankan aktivitasnya seperti biasa, guna melanjutkan kehidupan mereka,
tanpa harus meninggalkan ruang hidup yang sudah menjadi kebiasaan serta
menggantungkan kehidupan di sektor nelayan.***