MEMPERINGATI Hari bumi, Senin, 22 April 2019, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan aksi penanaman Mangrove di Teluk Palu.
Penananaman ini dilakukan di empat titik diantaranya wilayah Panau, Gone Ganti, Tipo dan Kampung Lere. Kemudiaan aksi ini juga dilakukan secara bersama-sama dengan Aliansi Tolak Pembangunan Tanggul Teluk Palu yang di canangkan pemerintah sepanjang 7 Kilo Meter
“Sebenarnya ini adalah upaya untuk mengingatkan kembali pemerintah Kota Palu maupun Provinsi Sulteng bahwa begitu pentingnya bersahabat dengan alam. Apalagi, wilayah ini pernah terkena bencana gempa bumi, likuefaksi dan tsunami,” kata Direktur Walhi Sulteng, Aries Bira, Selasa (23/4/2019).
Menurutnya, momen peringatan hari bumi ini diharapkan ada perspektif dari pemerintah kota maupun provinsi di Sulawesi Tengah untuk kembali memikirkan pembangunan tanggul di sepanjang Teluk Palu. Sebab cara itu mengindikasikan kita tidak bersahabat dengan alam
“Kami menilai pembangunan yang menyandarkan kepada sumber daya alam akan mengakibatkan dampak buruk bagi alam itu sendiri, dan tentu akan menjadi bencana buat manusia,” tegasnya
Lanjutnya, Sejak tahun 2013 Walhi sudah mendorong Pemerintah untuk segera melakukan audit lingkungan di Teluk Palu, sebab yang menjadi acuannya adalah kasus reklamasi Teluk Palu
Proyeksi pemerintah yang akan membangun tanggul pertahanan disepanjang wilayah pesisir Teluk Palu dianggap sebagai cara instan dan tidak relevan dengan kondisi teluk Palu
“Soalnya rencana itu kami pandang tidak berjalan baik, dengan kejadian yang terjadi di Sulteng pada 28 September silam. Harusnya pemerintah sudah merubah cara pandang pembangunan itu kearah-arah yang lebih berkelanjutan dan lebih memastikan keselamatan bersama bukan keuntungan segelintir orang,” tutupnya.***
Reporter: Dedi Rahmat