SELAIN Karena peningkatan debit air sungai Palu, sehingga air meluap dan menggenangi pemukiman warga. Banjir ini juga diduga akibat tersumbatnya drainase atau saluran air yang ada.
Wali Kota Hidayat berjanji, akan menyelesaikan masalah banjir tersebut. Ia akan memperbaiki saluran air yang menyebabkan banjir di Kelurahan Baru dan Ujuna. pihaknya telah mendata sejumlah saluran air bermasalah dan kerap jadi langganan banjir saat musim hujan. “Insya Allah tahun depan, kita selesaikan saluran air yang menyebabkan banjir di wilayah tersebut. Sehingga, tidak ada lagi kasus serupa kedepan,” kata Hidayat.
Namun ia berharap, masyarakat turut membantu pemerintah dengan tidak menjadikan drainase sebagai sasaran pembuangan sampah. Karena, salah satu penyebab tersumbatnya drainase, akibat banyak sampah yang menumpuk.
“Persoalan banjir di kota Palu, hampir tiap tahun terjadi, utamanya pada musim penghujan. Diakibatkan pola hidup masyarakat kita sendiri yang membuang sampah sembarangan. Semua jenis sampah dibuang ke dalam drainase, mulai dari limbah dapur, bantal, kasur hingga sofa. Olehnya saya menekankan agar jangan membuang sisa material ke dalam saluran air,” tegas Walikota saat peninjauan di bantaran sungai Palu, Senin malam (29/4/2019).
Hidayat juga mengungkapkan bahwa tahun ini, pemerintah kota Palu akan membangun jembatan kecil yang menhubungkan antara Kelurahan Baru dan Lere, di jalan Lombok, Kelurahan Siranindi dan di depan SMPN 3 jalan Kemiri.
“Untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang berasal dari luapan drainasi di beberapa lokasi di kota Palu, melalui instansi terkait, kita akan membuat kembali jembatan kecil di wilayah yang rawan banjir, ” paparnya.
Di tempat yang sama, kepala BPBD Palu, Presley Tampubolon mengaku terjadinya banjir di beberapa wilayah di kota Palu disebabkan banyaknya sampah yang dibuang ke dalam drainase. Sehingga aliran air tidak lancar, sehingga melupa hingga ke jalan dan pemukiman warga.
Pihaknya akan melakukan koordinasi bersama instansi terkait untuk melakukan perubahan cara tatata kelola air maupun sustim drainase yang ada di kota Palu.
” Kedepanya kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait, guna membenahi tara kelola air dan drainase. Sebelum di kota Palu pembangunan infrastruktur semakin banyak dan kepadatan penduduk semakin meningkat. Karena bila hal itu terjadi, maka sulit melakukan pembenahan tersebut,” jelasnya.
Dalam melakukan pemantauan debet air di sungai Palu kata Presley, pihaknya menurunkan tim siaga di beberapa tempat yang dianggap rawan di bantaran sungai.
Disamping itu, pemerintah kota Palu juga membuat posko siaga yang berada di seputaran jembatan 3 Kelurahan Baru. ” Bilamana terjadi banjir nanti, masyarakat yang terdampak akan dievakuasi di posko tersebut, ” sebutnya.
Di tempat terpisah, Sekertaris BPBD Palu, Irsan Sidjo membeberkan penyebab meluapnya air di jalan Kemiri, tepatnya depan SMPN 3 dikarenakan di dalam drainase atau gorong-gorong (jembatan kecil) yang menghubungkan jalan menuju pasar Manonda tersebut, terdapat buangan material gerobak dagangan.
“Kemarin kami telah berupaya mengeluarkan material yang diduga gerobak dagangan dari dalam drainase atau gorong-gorong yang tepat berada dibawah jembatan kecil di depan SMPN 3 yang menghubungkan ke pasar Inpres Manonda. Namun sulit untuk mengangkat material tersebut. Karena posisinya tepat di tengah jalan. Sehingga tim kesulitan menariknya keluar, ” akunya.
Ditambahkanya, dalam melakukan pengangkatan material tersebut, pihaknya menggunakan tali labrang yang berasal dari mobil operasional BPBD. Namun belum mendapatkan hasil yang maksimal.
“Persoalanya, posisi gerobak dagangan itu tepat berada di bawah gorong-gorong jembatan kecil di depan SMPN 3. Tim kesulitan untuk mengikat tali labrang ke material itu. Selain posisinya di tengah jalan bawah jembatan kecil, juga aliran air di dalam drainase itu sangat deras,” katanya.**
Reporter: Firmansyah Lawawi