Huntara Jadi Pondok Pesantren

  • Whatsapp
banner 728x90
Sumber/editor: Humpro Sulteng/Ikhsan Madjido

TIM Sampoerna Strategic Peduli Palu dan Donggala,
Djoko Yosef menyerahkan secara simbolis bantuan hunian sementara (huntara)
kepada Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Moh Hidayat Lamakarate, untuk diteruskan ke Pemerintah Kelurahan
Kabonena.

Serah terima hunian yang dinamai Huntara Sahabat, dilakukan sederhana
di ruang kerja sekdaprov pada Rabu (15/5/2019).

Huntara sahabat terdiri 3 unit yang bisa ditempati 36 KK serta
dilengkapi dengan sarana air bersih, MCK dan listrik.

Pembangunan huntara yang dikerjasamakan dengan kontraktor REI, diakui
manajemen lewat Moh. Ridwan Nongtji, selaku perwakilan Sampoerna Palu agak
terlambat karena sulitnya bahan baku pascabencana yang membuat pembangunan baru
dimulakan tengah Desember 2018.

Selanjutnya jika warga yang menempati huntara telah pindah ke huntap. Huntara
sahabat diharap manajemen dapat dialih fungsi menjadi pondok pesantren sebab
lokasi kebetulan berdekatan dengan ponpes milik ulama Habib Rotan di Kelurahan
Kabonena.

“Untuk pertimbangan jangka panjang setelah bencana bisa dijadikan
pesantren,” terang Moh. Ridwan saat pemaparan profil huntara.

Djoko Yosef mengungkapkan pihak Sampoerna menaruh kepedulian atas
musibah yang dialami saudara-saudara sebangsa setanah air di Palu dan
sekitarnya akhir September 2018 yang lalu.

“Sebagai warga negara yang baik tentu ingin membantu kepada
sesama,”terang Djoko terkait motivasi perusahaan membantu warga Palu.
Turut bersama Djoko, Sales Distribution Head Bank Sampoerna Indonesia
Timur Harry Kwenre yang bertestimoni saat ikut membawa logistik bantuan ke Palu
H+2 bencana dari Makassar.

Akses darat ke Palu ingatnya saat itu adalah satu-satunya pilihan yang
berhasil Ia tembus ke Palu beserta rombongan dari arah Pasangkayu, Sulawesi
Barat.

Kondisi pun sangat rawan dan rombongan pembawa logistik mesti dikawal
polisi karena banyaknya penghadangan di beberapa titik.

Dengan kondisi Palu yang sekarang, Ia merasa takjub, seakan tak percaya
kalau Palu bisa secepat itu bangkit.

“Recovery cukup bagus, sangat beda dari sebelumnya,” ujarnya
yang baru datang lagi ke Palu setelah 8 bulan.

Sekdaprov menanggapi bahwa Palu sebenarnya telah lama pulih bahkan
tidak sampai 8 bulan lamanya.

“Kalau bapak lebih cepat datangnya, sebenarnya dari sejak 5 bulan
(pascabencana), palu sudah bangkit karena masyarakat yang benar-benar mau
bangkit,” ungkapnya sambil berseloroh.

Lebih lanjut Ia jelaskan hal itu dimungkinkan berkat kepedulian dan
partisipasi dari semua kalangan yang teramat besar, yang menginginkan Palu bisa
kembali normal seperti sedia kala.**

Berita terkait