Jalan Putus, Empat Kecamatan di Sigi Kembali Terisolir

  • Whatsapp
banner 728x90
Sumber: Antaranews

RIBUAN Warga tersebar di empat kecamatan di Kabupaten
Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah kembali terisolasi akibat banjir yang
menyebabkan badan jalan antara Desa Saluki dan Tuva putus total akibat
diterjang banjir.

Senin (20/5/2019), badan jalan sekira 300 meter antara dua desa di
Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi kembali putus total karena diterjang banjir
beberapa hari lalu.

Padahal, jalur yang menghubungkan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng
tersebut baru saja selesai diperbaiki Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) setelah putus total diterjang banjir bandang yang terjadi pada 28 April
2019.

Namun demikian, banjir kembali memutuskan jalur tersebut pada beberapa
hari lalu dan hingga kini belum bisa dilewati kendaraan karena badan jalan
sudah hanyut dibawa arus.

Akibat jalur darat putus, ratusan desa di empat kecamatan, yakni
Kulawi,Kulawi Selatan, Lindu dan Pipikoro, sudah beberapa hari ini terisolir
dan mulai mengalami kesulitan mendapatkan berbagai kebutuhan pokok yang selama
ini didatangkan dari Palu.

Untuk sementara ini sambil menunggu jalan kembali diperbaiki,
masyarakat bersama anggota TNI/Polri gotong royong membangun jalan alternatif
yang bisa dilelawati kendaraan sepeda motor.

Dalam beberapa hari ini, warga dan aparat berupaya membuka akses jalan
untuk bisa dilewati kendaraan sepeda motor menyusuri hutan dan kebun
masyarakat.

Akses jalan alternatif yang hanya bisa dilewati kendaraan sepeda motor
tersebut sudah terbuka dan bisa dilalui, meski kondisinya cukup memprihatinkan,
sebab hujan deras masih saja mengguyur wilayah tersebut.

Sepeda motor terpaksa harus dibantu dorong oleh masyarakat . Kalau
tidak demikian, kendaraan tidak bisa jalan karena terjebak lumpur.

Sebagian warga yang akan menuju Kota Palu dengan menggunakan angkutan
pedesaan terpaksa harus melanjutkan perjalan dengan naik sepeda motor ojek
sampai di seberang jalan yang putus, kemudian meneruskan perjalanan ke Palu.

Begitu pula warga yang dari arah Palu menuju Kulawi, Lindu, Pipikoro
dan Kulawi Raya juga naik kendaraan sepeda motor ojek dan meneruskan perjalan
dengan menggunakan kendaraan lain yang sudah menunggu di seberang jalan.

Setiap warga yang naik sepeda motor ojek dipungut biaya Rp5.000/orang.
“Itu hanya sampai di seberang jalan,” kata Albert, salah seorang pemilik sepeda
motor ojek.

Apek, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Lindu mengatakan pemerintah
harus membuat jalan alternatif, sebab jalan yang lama dan sedang putus
diterjang banjir tersebut berada di pinggiran sungai.

Setiap kali banjir besar, badan jalan putus karena air sudah tidak lagi
mengalir sesuai dengan alurnya. Tetapi, kata dia, jika jalan tersebut tetap
dipertahankan, maka solusinya adalah membangun tanggul/bronjong di sepanjang
daerah aliran sungai di wilayah tersebut.

“Itu juga salah satu solusi untuk mengantisipasi banjir agar badan
jalan tetap aman dari ancaman bencana alam dimaksud,” kata dia.**

Berita terkait