Utang Indonesia Naik, Mengapa?

  • Whatsapp
banner 728x90
Sumber: CNN

UTANG
Luar negeri Indonesia mencapai US$389,3 miliar atau setara Rp5.577,4 triliun
(kurs Rp14.326 per dolar AS) pada akhir April 2019 kemarin.  Data Bank Indonesia (BI), utang tersebut
tumbuh 8,7 persen dibandingkan dengan Maret 2019.
Pertumbuhan
utang tersebut, lebih tinggi jika dibandingkan dengan maret yang hanya 7,9
persen. BI merinci besaran utang sebesar Rp5.577, 4 triliun tersebut dihimpun
oleh dua pihak.
Pertama,
sebesar US$189,7 miliar atau Rp2.717,7 triliun dari utang pemerintah dan bank
sentral. Kedua, sebesar US$199,6 miliar atau Rp2.859,6 triliun dari utang
swasta, termasuk BUMN..
BI
menyatakan kenaikan utang tersebut terjadi karena transaksi penarikan neto
utang luar negeri. Kenaikan tersebut juga terjadi akibat pengaruh penguatan
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Penguatan
nilai tukar rupiah membuat utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam
denominasi dolar AS,” kata BI dalam pernyataan yang dikeluarkan di
Jakarta, Senin (17/6).
BI
merinci bahwa walau meningkat, dari sisi utang luar negeri pemerintah justru
cenderung melamban.  Posisi ULN
pemerintah pada April 2019 tercatat sebesar186,7 miliar dolar AS atau tumbuh
3,4% (yoy).
Utang
tersebut melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang
sebesar 3,6% (yoy). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran pinjaman
senilai 0,6 miliar dolar AS dan penurunan kepemilikan Surat Berharga Negara
(SBN) milik nonresiden senilai 0,4 miliar dolar AS akibat ketidakpastian di
pasar keuangan global yang bersumber dari ketegangan perdagangan.
Peningkatan
dialami oleh sektor swasta. Posisi ULN swasta pada akhir April 2019 tumbuh
14,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya
sebesar 13,0% (yoy).

ULN
swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri
pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta
sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2 persen terhadap
total ULN swasta.
BI
menyatakan walaupun meningkat, utang luar negeri Indonesia dalam keadaan sehat.
Kesehatan tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) yang pada akhir April 2019 sebesar 36,5 persen, relatif stabil
dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya.
Kesehatan
juga tercermin dari struktur ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh utang
luar negeri berjangka panjang. Porsi utang jangka panjang mencapai 86,2% dari
total ULN.
“Dengan
perkembangan tersebut, meskipun utang Indonesia mengalami peningkatan, namun
masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat,” kata BI.**

Berita terkait