Razak: Hendrik Luntungan Saya “Lawanmu” Bukan SBY

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu
– 
Desakan
terhadap kongres besar Partai Demokrat
yang disuarakan oleh  salah satu kader
yang mengaku pendiri partai Hendrik
Luntungan menuai perlawanan dari berbagai kader di daerah. Pasalnya, keinginan serta ambisi tersebut dinilai hanyalah manuver politik murahan yang tidak berdasar dan hanya disuarakan oleh pihak-pihak yang tidak
pernah berkeringat dalam membesarkan partai berlogo mercy ini.
Sekretaris DPD Partai Demokrat
Sulteng Abdul Razak BM Radjak SH, yang juga salah satu politisi kawakan di Bumi
Sulteng menilai Hendrik Luntungan
adalah salah satu kader yang tidak  punya pekerjaan, sebab sedikit -sedikit
membuat gerakan yang hanya mengacaukan partai.
Mestinya jika mengaku
sebagai elit partai atau pendiri ia harus bisa menjaga keteladanan dan kesejukan
iklim politik internal, bukan justru
membuat intrik-intrik politik licik, jahat dan mematikan.
“Dia ini kader yang tidak punya kerja,
hanya mau kacaukan partai,” kata
Razak kepada wartawan Kamis (4/6/2019).
Menurut Razak, jika Hendrik
Luntungan merasa sebagai kader,  apalagi
mengaku pendiri partai, harusnya dia mengetahui dan memahami fatsun Politik Demokrat yang bersih, cerdas
dan santun serta menjunjung tinggi nilai -nilai demokrasi yang konstitusional.
” Partai Demkrat sampai
sejauh ini tidak ada masalah, terus dia
ujuk- ujuk minta Ketum SBY lengser. Paham tidak dia soal AD/ART Partai bahwa
suara- suara itu ada di DPD dan DPC ? Lalu siapa dia, apa hak konstitusionalnya
minta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lengser ,”kata Razak dengan nada
geram.
Apalagi menyangkut protes Hendrik
Luntungan bahwa Kogasma adalah lembaga ilegal. Itu sama sekali tak berdasar,
bahkan membuka tabir, jika Hendrik  tidak
paham mekanisme Partai.

Kogasma tegas Razak, adalah lembaga yang di sahkan oleh DPP dan
itu sama sekali tidak menyalahi AD/ART Partai.

Sebab  DPP memandang perlu membentuk Kogasma untuk
menkosolidkan barisan kader. Terbukti, sebulan sebelum voting day Pileg hampir
seluruh pengamat menjustice angka 4 atau 5 persen yang akan didapat Demokrat.
Tapi faktanya Demokrat diangka 7,7
persen. Apakah Hendrik paham soal ini, bahwa Kogasma yang di Komandani Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY) mematahkan asumsi pengamat dan menyelamatkan partai ?
Ini yang harus Hendrik ketahui dan pahami.
Olehnya itu, sebagai kader Demokrat sekaligus Sekertaris
Partai DPD Partai Demokrat Sulteng tambah Razak, dirinya menganggap
Hendrik tengah mengalami depresi
politik, kelainan mental,sehingga
bagusnya dia dibawa kepsikiater. Orang
seperti dia ini tidak ada manfaatnya sama sekali buat partai bahkan hanya
merugikan dan  mengacaukan partai.
Razak pun menantang  Hendrik 
Luntungan jika merasa tersinggung dengan pernyataannya. Razak pun  siap “duel” dengan Hendrik soal gagasan
dan pikiran untuk Partai Demokrat.
” Hendrik, lho gila gue lebih gila, saya ladenin tantanganmu dan jangan sentuh
Ketum kami SBY, lho hadapai saya saja, “pungkas Abdul Razak.
Penulis
: Agus Manggona

Berita terkait