PROYEK Pembangunan pemecah ombak atau yang lebih dikenal dengan istilah batu gajah di pinggiran pantai Desa Bahomohoni, Kecamatan Bungku Tengah atau jalur 16 (Ring Road) mendapat sorotan dari masyarakat.
Pasalnya, posisi tumpukan batu gajah tersebut terlihat agak menurun dan tidak tinggi lagi akibat diterjang ombak setiap harinya, sehingga air laut bisa lewat di atasnya.
Salah seorang warga yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa banyaknya proyek batu gajah di Morowali, namun hanya di tempat tersebut yang tak efektif.
“Di Morowali ini sangat banyak pekerjaan proyek batu gajah, tapi ini yang tidak bagus mungkin, ko’ bisa jatuh batu-batunya hanya karena ombak biasa, akhirnya air laut tetap menggerus pinggiran jalan yang juga sampai sekarang belum diperbaiki,” ungkapnya.
Akibat dari tidak efektifnya fungsi batu gajah tersebut, air laut kembali bisa masuk ke pinggiran jalan dan mengikis tanah sehingga jalan sedikit-demi sedikit mulai amblas.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Kabupaten Morowali, Rustam Sabalio yang dikonfirmasi mengatakan segera akan menyampaikan kepada pihak kontraktor untuk memperbaikinya kembali. “Batunya itu mungkin agak kecil, secepatnya akan kami sampaikan kepada pihak komtraktor untuk memperbaikinya,” katanya.
Seperti diketahui, proyek batu gajah di masa pemerintahan Bupati Anwar Hafid menjadi masalah yang sangat ramai dibahas dan sempat masuk ke ranah hukum, namun anehnya saat ini proyek tersebut kembali dilaksanakan.**
Reporter/Morowali: Bambang Sumantri