Konstruksi Bangunan Palu Harus Tahan Gempa

  • Whatsapp
banner 728x90

Sumber: Humas Pemprov

Aktivitas kegempaan di Sulawesi Tengah khususnya di kota
Palu sangat tinggi yang dikarenakan kota Palu dilalui sesar aktif Palu koro
sehingga gempa baik getaran kecil maupun besar sangat lazim terjadi sepanjang
tahun.
Salah
satu upaya untuk meminimalisir fatalitas gempa adalah dengan mempersiapkan
arsitektur bangunan tahan gempa yang kokoh secara konstruksi, nyaman bagi
penghuninya dan memenuhi sanitasi serta estetika bangunan.
Hal
tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah yang diwakili Asisten
Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan Dr. 
Ir. Bunga Elim Somba, M.Sc pada acara Workshop Peta Sumber dan Potensi
Gempa bertempat di Hotel Santika Senin 19/08/19).
Dalam
sambutan gubernur, Asisten Bunga Elim Somba menyampaikan, dalam menyiapkan
bangunan tahan gempa perlu dipastikan bahwa bangunan tersebut layak secara
sanitasi, berestetika dan menggunakan bahan-bahan yang aman, tidak mencemari
lingkungan dan berlabel SNI.
“Jangan
sampai ada aspek yang sengaja dikurangi atau diabaikan. Karena saya tegaskan,
bukan gempanya yang kita takuti tapi justru bangunannya jangan sampai runtuh
dan memakan korban jiwa atau malah mempersulit kita keluar untuk menyelamatkan
diri,” tegas Elim Somba.
Untuk
itu, diharapkan kepada para peserta untuk mengikuti workshop dengan serius
untuk membantu mensosialisasikan dan meluruskan ke masyarakat sebab walaupun
banyak masyarakat yang memakai media sosial dan internet tapi kemampuannya
untuk menyaring informasi masih rendah sehingga sering salah menafsirkan segala
sesuatu tentang gempa.
Sebelumnya
panitia pelaksana workshop penerapan peta sumber dan bahaya gempa Indonesia
2017 dan penerapan SNI bidang bahan, struktur dan konstruksi bangunan pada
perencanaan struktur gedung Rian Wulan Dasriani ST MSC menyampaikan pentingnya
kegiatan tersebut.
Menurutnya
workshop yang berlangsung 19-21 Agustus 2019 yang digelar, dimaksudkan untuk
menyampaikan standar, pedoman dan manual tentang teknologi bangunan beton tahan
gempa terkini.
Workshop
tersebut meliputi peta bangunan dan bahaya gempa bumi 2017, SNI 1726: 2012,
tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung, SNI 17 27 : 2013, beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan
struktur lain serta SNI 2847: 2013 dan persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung.
Adapun
peserta workshop terdiri dari perwakilan universitas, pemerintah daerah kota
dan provinsi di Sulawesi Tengah, Praktisi dan Asosiasi yang terkait bidang
bangunan gedung tahan gempa yang berjumlah 100 orang.
Bertindak
sebagai narasumber dalam work shop, Ir. Lutfi Faisal dari Puslitbang Perkim,
Prof. Dr. Ir. Masyur irsyam dari ITB, Ir Davy Sukamta IP-U dari Profesional
Bidang Konstruksi serta Ir Steffie Tumilar M Eny dari HAKI. ***

Berita terkait