Hari ini (28/09/19), genap setahun sudah peristiwa gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda Palu, Sigi dan Donggala. Peristiwa yang menelan korban ribuan jiwa dan kerusakan bangunan serta berbagai harta benda lainnya itu masih teringat dibenak masyarakat.
Olehnya, sebagai bentuk untuk mengenang dan berefleksi bersama serta menanggapi surat edaran Walikota Palu, Kerukunan Keluarga Toraja Kota Palu (KKTKP) juga ikut melaksanakan kegiatan doa bersama, yang di pusatkan di halaman Kantor Kerukunan Keluarga Toraja, Jl.Tg Harapan Palu.
Kegiatan doa bersama itu, dihadiri oleh ratusan warga toraja yang ada di Kota Palu. Serta yang tak ketinggalan pula warga Toraja yang berasal dari beberapa wilayah di Kabupaten Sigi, juga ikut hadir bersama dalam kegiatan doa bersama itu, ujar Drs Isak Kadang selaku ketua Panitia.
Dilain kesempatan, ketua KKTKP Kristian Seleng, dalam sambutan mengatakan, seluruh warga Toraja yang berada di Kota Palu, Sigi dan Donggala merasakan duka yang sama dan turut berbela sungkawa bersama warga Palu, Sigi dan Donggala. Karena beberapa warga Toraja juga meninggal dunia, hilang dan kehilangan rumah serta rusak pada peristiwa setahun yang lalu.
“Saya juga berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Toraja Utara dan tanah Toraja serta para donatur dari perantau Toraja yang berada dari seluruh Indonesia yang terlibat aktif, dalam membantu korban gempa bumi, likuifaksi dan Tsunami,” ungkapnya.
Lebih lanjut kata Dia, kita juga berterima kasih sudah membuat huntara yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palu dan Sigi dalam perizinan membangun huntara buat warga Toraja yang terdampak bencana.
Dalam acara doa dan ibadah bersama di awali oleh pembacaan ayat Suci Alquran dan kemudian dilanjutkan ibdah bersama buat warga Toraja yang beragama Kristen. Dalam kegiatan tersebut mengusung tema “Sampai Disini Tuhan Menolong Kita”.
“Bahwa Tuhan sudah menolong kita dari setahun yang lalu dan sampai saat ini. Kita boleh bersyukur dan memandang, bahwa semua adalah cara Tuhan melawat umatnya yang ada di Sulawesi Tengah. Khususnya yang ada dikota Palu, Sigi dan Donggala,” kata Pdt. Yusuf Paliling, dalam Khotbahnya.
Reporter: Yohanes Clemens