Palu– Sulteng Bergerak sebut Walikota Palu Gagal Total menangani Korban Bencana Alam di Kota Palu, Pasalnya sampai saat ini masih ribuan korban yang belum mendapatkan Jaminan Hidup (Jadup) dan masih tinggal di tenda pengungsian dan Hunian Sementara (Huntara).
Adriansa Manu, Koordinator Sulteng Bergerak saat ditemui Kailipost.com di Sekretariat Sulteng Bergerak, Jalan Rajawali, No. 24 Kota Palu. Selasa (21/01/2020) mengatakan hingga saat ini masih ribuan orang terlunta-lunta untuk mencari kepastian dari pemerintah kota palu. Terkait jaminan hidup (jadup).
Padahal dalam aturannya 30 hari atau bisa di perpanjang 90 hari sejak tanggap darurat harusnya korban bencana itu sudah mendapatkan jaminan hidup.
“Pemerintah kota palu, selalu alasannya ini adalah kewenangan kementrian sosial. Namun yang perlu di ingat oleh walikota palu bahwa ini adalah wilayahnya, ini adalah masyarakatnya yang mengalami bencana. Dia (Walikota Palu) harusnya bertanggung jawab atas apa yang menimpah warganya.”
“Sampai saat ini masih banyak korban yang tinggal di tenda-tenda pengungsian, masih banyak di huntara (ini sudah 16 bulan) pasca bencana alam.” Jelas Kadi Sapaan Akrabnya
“Bayangkan saja suhu kota palu mencapai 33 derajat Celcius kemudian tinggal di tenda pengungsian , Huntara itu bagaimana panasnya.” Ungkap kadi dengan nada bertanya
Ia kembali mempertegas bahwa hal ini merupakan bentuk kegagalan walikota palu dalam memenuhi kebutuhan korban bencana alam di kota palu.
“Masih ribuan orang terlunta-lunta untuk mencari kepastian dari pemerintah kota palu belum mendapatkan jaminan hidup dan belum di data, ini adalah kegagalan walikota palu.” Pungkasnya. **
Reporter: Arman Seli