Memiliki Kebun dengan 9 Jenis Kelor, Kebun Taufik dikunjungi Akademisi Untad

  • Whatsapp

Palu– Belum lama ini, rombongan akademisi untad bertolak ke Kebun Kelor milik Pak Taufik di Kelurahan  Baiya Kec. Taweli, Kota Palu. Rombongan dari akademisi itu terdiri dari 3 Dosen Fakultas Kehutanan Untad, Ibu Dr. Hj. Wardah MF, Sc, Ibu Dr. Ir. Bau Toknok, S.P M.P dan ibu Dewi Wahyuni SP. M.Si, 1 dari Alumni Pertanian Untad, Bapak Udin S.P, M.P serta beberapa Mahasiswa Untad yang tergabung dalam Komunitas Rubel Moringa dan juga para petani penggiat Kelor.

Kebun seluas seperempat hektar yang dibangun didalam pekarangan rumahnya itu mencuri perhatian para Akademisi Untad karena menurut berita yang beredar terdapat 9 varietas Kelor. Akademisi itu ingin membuktikan kebenaran akan itu, karena teori umum yang berkembang di Indonesia itu hanya ada terdapat 2 jenis varietas Kelor yaitu berbatang hijau dan keungguan.

Pak Taufik Tatenggo mengatakan kebun ini sudah dibangun sejak Mei 2016, awalnya ia tidak mengetahui  bahwa kelor itu bermacam-macam, ia mengambil sumber bibit stek batang disekitar kelurahan Baiya dan Tawaeli pun secara acak. Pada akhir 2019 Saya baru sadar ternyata ada banyak jenis kelor berada pada kebunnya.

“Yang membedakan 9 jenis Kelor itu yaitu perbedaan pada warna dan tekstur kulit batang, warna daunnya, dan besar kecilnya ukuran biji yang dihasilkan. Jika di kalkulasi varian macamnya itu ada 9,” Lanjut Pria 53 tahun itu.

Motivasi Pak Taufik menanam Kelor seluas seperempat hektar itu diawali dari cerita yang ia dengar dari Walikota Palu Bapak Drs. Hidayat M.Si ketika melakukan studi banding di China 2016 silam, Bapak Walikota Palu itu bercerita bahwa ia menikmati hidangan Kopi kelor di sebuah restoran di Negeri Tirai Bambu tersebut harganya jika dirupiahkan mencapai 580 ribu percangkirnya. Kopi Kelor mahal karena disana dijadikan sebagai makanan herbal atau obat. Atas dasar inilah Pak Taufik mulai membudidayakan Tanaman Kelor.

Bapak Udin S.P, M.P mengatakan kunjungannya bersama rombongan akademisi dari Untad itu bertujuan untuk membuktikan secara langsung apakah benar kelor di Lembah Palu itu memiliki 9 jenis varietas. Kedepannya kami ingin membuat demplot terkait masing-masing jenis varietas. Pemurnian benih untuk menghasilkan tanaman seragam. Hal ini berguna sebagai sumber informasi untuk para peneliti ataupun para penggiat tanaman Kelor.

“Nantinya kami juga punya keinginan membuat satu buku terkait Teknis Budidaya Tanaman Kelor sebagai acuan umum dalam berbudidaya Tanaman Kelor,” Tutupnya. ***

Reporter: Indra Setiawan

Berita terkait