Plan Indonesia dan PMPB NTT Laksanakan Kegiatan Promosi Kesehatan

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu,- Plan Indonesia dengan dukungan dana dari DEC (Disaster Emergency Commitee) dan kerjasama dengan Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (PMPB) Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (26/2/20) melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan manajemen kesehatan menstruasi, yang bertempat di SD Inpres 14 Pantoloan, Kecamatan Tawaeli. Plan Indonesia sendiri, merupakan sebuah organisasi yang bergerak pada isu pemenuhan hak anak. 

Project Officer Plan Indonesia Enos Ndapareda dalam sambutannya mewakili pimpinan program tersebut menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan di SD Inpres 14 Pantoloan ini, merupakan yang terakhir dari rangkaian kegiatan serupa yang dilaksanakan di enam titik kegiatan, yang tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Sigi.

“Kita laksanakan kegiatan ini dengan melihat kenyataan bahwa soal menstruasi masih dianggap tabu untuk dibahas, terutama menstruasi yang dialami pertama kali oleh anak yang baru memasuki usia remaja. Bahkan ketika anak yang pertama kali mengalami menstruasi tersebut mengeluh sakit, malah kena marah dengan orang rumahnya. Kemudian karena tidak ada edukasi tentang menstruasi, hal-hal seperti cara menggunakan pembalut, tidak diedukasi kepada anak,” jelasnya.

Lanjut Enos, untuk kegiatan promosi kesehatan sendiri, sebenarnya untuk mengedukasi anak-anak tentang bagian tubuhnya, yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Hal ini menurutnya penting, untuk melindungi anak dari kejahatan seksual.

Kegiatan promosi kesehatan dan manajemen kesehatan menstruasi ini sendiri, merupakan implementasi dari program DEC Phase II di Provinsi Sulteng, dengan wilayah intervensi Kota Palu dan Kabupaten Sigi, dengan jumlah 10 sekolah dampingan. Kegiatan ini meliputi penguatan kapasitas warga sekolah dan retroffiting bangunan sekolah.

“Salah satu kegiatan yang penting untuk disebar kepada khalayak ramai dalam rangkaian program ini, adalah kebersihan dan kesehatan menstruasi. Pengetahuan tentang kesehatan menstruasi bagi anak perempuan, merupakan hal penting bagi peningkatan kemampuan warga belajar,” ujarnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab Program Plan Indonesia Moh Juarsa mengatakan, ada tiga fase intervensi program pascabencana oleh Plan Indonesia di 10 sekolah dampingan tersebut. Pertama, intervensi pengurangan resiko bencana lewat peningkatan kapasitas keamanan bangunan. Kedua, intervensi pengurangan resiko bencana lewat peningkatan kapasitas guru dan pembentukan tim siaga bencana di sekolah dan ketiga, pengurangan resiko bencana lewat peningkatan kapasitas kepada siswa.

Moh Juarsa mengatakan, pihaknya berharap program intervensi ini tetap berkesinambungan, walaupun masa pendampingan akan berakhir pada Maret 2020 ini. Menurutnya, pihaknya tetap akan melakukan monitoring hingga Mei 2020 mendatang.    

Menanggapi kegiatan promosi kesehatan ini, Ketua Komite SD Inpres 14 Pantoloan Tamsil Ismail, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pihak Plan Indonesia dan PMPB NTT atas terselenggaranya kegiatan ini. Pihaknya juga berterima kasih atas intervensi bantuan dari Plan Indonesia dan PMPB NTT berupa ruang kelas baru dan berbagai program lainnya.

“Kami berharap, semoga kegiatan yang digagas hari ini, bisa menjadi modal berharga bagi anak-anak kita, untuk memahami dan memperhatikannya dengan baik,” ujarnya.

Hal serupa juga dikatakan Kepala SD Inpres 14 Pantoloan Murni. Dirinya mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini, dengan harapan melalui sharing pengetahuan ini, para siswa dapat memahami tentang masalah kesehatan dan kesehatan reproduksi.

Kegiatan ini terdiri dari penyampaian materi tentang perlindungan anak oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Palu, serta materi mengenai kesehatan reproduksi oleh UPT Puskesmas Pantoloan dan Duta Genre, juga aneka lomba dan pertunjukan seni.***

Reporter: Yohanes Clemens

Berita terkait