editor : fathia S.H I sumber : Kemenkes
Palu- Tren penggunaan vape atau rokok elektronik semakin marak di kalangan anak muda, termasuk di Kota Palu. Baik pria maupun wanita, banyak yang menggunakan vape sebagai bagian dari gaya hidup modern yang dianggap keren, kekinian, dan penuh gaya.
Sayangnya, tanpa disadari, kebiasaan ini perlahan merusak tubuh dan kesehatan mereka.
Vape sering hadir dalam bentuk yang menarik, dengan aneka rasa dan desain yang stylish. Rokok biasa juga sejak lama dikemas sebagai simbol dewasa dan maskulin dalam budaya populer.
Namun, daya tarik itu hanyalah topeng yang menutupi bahaya sebenarnya.
Di balik asap yang terlihat “trendi”, vape dan rokok membawa fakta pahit yang mengancam kesehatan:
Rokok konvensional pun sejak lama dibungkus dalam budaya populer sebagai simbol kedewasaan dan maskulinitas.
Namun, saatnya generasi muda membuka topeng daya tarik palsu ini. Di balik asapnya, tersimpan fakta pahit yang tak bisa disembunyikan:
• Vape dan rokok memicu napas pendek
• Keduanya merusak paru-paru secara perlahan
• Kandungannya mengganggu perkembangan otak remaja
• Zat adiktif di dalamnya menyebabkan kecanduan dan depresi
Klaim yang menyebut vape sebagai pilihan “lebih aman” hanya menipu dengan janji manis.
Faktanya, produk ini mengandung racun, zat karsinogenik, dan risiko gangguan psikologis yang bisa bertahan dalam jangka panjang.
Generasi masa kini perlu bersikap sadar, peduli, dan kritis terhadap setiap pilihan gaya hidup. Mengikuti tren tanpa berpikir panjang hanya akan membuka jalan bagi kerusakan kesehatan.
Sudah saatnya kita menyatakan,
“Pilih sehat, bukan ikut tren.”
Karena keren itu bukan soal gaya, tapi soal peduli diri sendiri.