Petani Kelor Pombewe Memperingati WWD ke-28 ditengah Isu Korona

  • Whatsapp
Foto: Indra/Kailipost
banner 728x90

Sigi,- Minggu (22/03) sore, Petani Kelor Desa Pombewe yang tergabung dalam Persatuan Kerja Tani (PSKT) Singgani-Konoata memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret 2020 dengan mengusung tema “Air dan Perubahan iklim” berlokasi di Desa Pombewe Kabupaten Sigi.

PSKT Singgani-Konoata adalah kelompok binaan dari Dosen Universitas Tadulako dalam program pengabdian masyarakat dan juga bekerja sama dengan PT. Moringa Organik Indonesia (MOI) untuk bersama-sama memajukan PSKT tersebut.

Pada bulan Agustus 2020 mendatang kebun kelor milik PSKT ini rencananya akan dikunjungi setidaknya oleh 20 negara peserta dalam kegiatan Internasional Moringa Festifal (IMF).

Ditengah wabah virus korona, anggota PSKT Singgani-Konoata tetap bersemangat dalam merayakan Hari Air Sedunia tersebut dengan harapan dapat mengangkat tanaman kelor sebagai salah satu tanaman alternatif untuk penghijauan lahan kritis.

Dalam sambutannya, Udin S.P, M.P selaku Pendamping PSKT tersebut mengatakan dalam rangka peringatan hari Air Sedunia kami memilih menanam tanaman kelor sebagai monumen biologis dari kegiatan Hari Air oleh kaum petani.

“Kelor adalah tanaman ajaib yang mampu bertahan dan beradaptasi didaerah ekstrim basah maupun ekstrim kering,” ungkap Udin.

Selain itu, Alumni Pertanian Untad itu juga menambahkan bahwa dalam proses pengeringan daun kelor menggunakan alat pengering ternyata proses tersebut tidak hanya mendapatkan daun kelor kering tetapi juga menghasilkan air.

“Ya, dalam proses pengeringan, dari 5 kg daun kelor basah akan menghasilkan 4 liter air yang dapat langsung dikonsumsi,” jelasnya.

Oleh karena itu, Udin mengungkapkan bahwa tanaman kelor adalah tanaman yang paling tepat untuk dijadikan simbol dari perayaan Hari Air Sedunia.

“Diharapkan kedepannya tanaman ini akan menjadi monumen biologis abadi dalam setiap perayaan Hari Air Sedunia,” tutupnya. ***

Reporter: Indra Setiawan

Berita terkait