Palu,- Masyarakat Kota Palu dan Sekitarnya tidak asing dengan istilah Sesar Palu-Koro. Bahkan Kerapkali masyarakat di Palu, Sigi, Donggala, Parigi-Moutong (Padagimo) menyebut sesar ini “OM KORO”. Hal itu menunjukkan betapa akrabnya dengan Guncangan Gempa akibat aktifnya sesar ini.
Belum pulih luka akibat Gempa yang menghantam Padagimo Tahun 2018 Silam, kini Pandemi (Covid-19) membuat masyarakat menjadi was-was. Di beberapa titik masuk Kota Palu terlihat diadakan pemeriksaan kesehatan, hal itu sebagai upaya pemerintah menghadapi dan melakukan pencegahan Covid-19.
Masih banyaknya masyarakat yang mendiami tenda-tenda pengungsian dan Hunian Sementara tentu menjadi ancaman, karena potensi tertular Korona besar kemungkinan terjadi, pasalnya penyintas banyak menempati tempat kumuh. Seperti terlihat beberapa tenda penyintas di Sekitar Masjid Agung Darussalam.
Beberapa kali gempa mengguncang ditengah Pandemi, salah satu dampak yang terjadi terlihat di beberapa Desa di Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi. Rumah rusak bahkan ada yang tertimpah reruntuhan bangunan.
Social Distancing yang menjadi Himbauan pengambil kebijakan juga banyak diabaikan oleh masyarakat karena alasan sesuap nasi. Kita tidak membenarkan tindakan masyarakat yang abai tetapi apa solusi dari pemerintah ?
Masyarakat diarahkan untuk tetap dirumah tetapi Narapidana di bebaskan karena alasan pencegahan Covid-19.
Singkat cerita, bahwa jatuh bangun masyarakat yang hidup di atas sesar Palu-Koro Patut diacungi jempol dengan berbagai kondisi yang ada, tetap menjalani hidup seperti biasa dan tetap melakukan pencegahan Covid-19.
Semoga Pandemi ini cepat berlalu dan masyarakat juga makin memahami mitigasi bencana di tengah sesar palu-koro yang aktif. ***
Reporter: Arman Seli