Morowali,- Pemerintah Desa dan BPD menggelar rapat bersama dengan lembaga-lembaga serta masyarakat Desa Tudua, Kecamatan Bungku Tengah, Jum’at (07/08) malam. Hal ini terkait rencana penambangan PT Graha Istika Utama (GIU) di Desa Tudua yang dinilai menghancurkan Pertanian warga dan juga Cagar Budaya serta Objek Wisata.
Diketahui, PT GIU merupakan salah satu perusahaan tambang galian batuan yang akan segera beroperasi. Warga beralasan sebagian besar mata pencahariannya adalah tani, dimana lokasi IUP seperti yang beredar, telah masuk di dalamnya perkebunan warga setempat.
Salah satu tokoh pemuda Desa Tudua, Jabir mengatakan, bahwa jika nanti berjalan, dapat mengancam adanya situs sejarah Benteng Fafontofure, dan spot wisata air terjun yang menjadi andalan masyarakat desa Tudua.
“Ada satu objek wisata yang merupakan cagar budaya yang bisa terancam jika perusahaan tersebut berjalan, yaitu Benteng Fafontofure dan air terjun Bahontomatano, tempat-tempat ini sudah viral di media sosial, sangat disayangkan jika rusak,” ujarnya kepada kailipost.com, Sabtu (08/08).
Jabir juga mengatakan, selain spot wisata, di hutan dan perkebunan warga, masih terdapat jenis satwa langka atau dilindungi diantaranya Tarsius. Ia khawatir jika tambang PT GIU beroperasi, akan dapat mengancam keberadaan spesies tersebut.
“Ada beberapa jenis hewan langka yang ada di hutan dan perkebunan warga Tudua, salah satunya adalah Tarsius, ini harus dilindungi, jangan sampai keberadaan tambang bisa mengancam spesiesnya,” jelasnya.
Salah seorang warga lainnya, Ansar yang juga menolak beroperasinya PT GIU menuturkan, bahwa ada 4 sumber mata air yang masuk di dalam IUP PT GIU di Desa Tudua, dimana sumber air itu yang digunakan oleh warga desa saat ini.
“Apabila terjadi penambangan oleh PT GIU, maka sumber air kami sudah pasti terancam, itulah alasan kami menolak masuknya PT GIU di desa kami,” tuturnya.
Sebagai salah satu bentuk penolakan terhadap PT GIU, masyarakat Desa Tudua membentangkan kain putih sepanjang kurang lebih 5 meter, yang dibubuhi tanda tangan dukungan masyarakat untuk menolak masuknya PT GIU.***
Reporter: Bambang Sumantri