Palu,- Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2020 di Universitas Tadulako (Untad) dimulai, Senin (21/09/2020). PKKMB Untad tahun ini dilaksanakan secara daring mengingat berlansung di masa pandemi Covid-19.
Pelaksanaan PKKMB kali ini mengambil tema, “Melalui Daring PKKMB Masa Covid-19, Kita Sambut Tadulako Muda, dalam Satu Untad, Satu Nafas, Satu Keluarga”.
“Pelaksanaan PKKMB tingkat Universitas dilaksanakan pada 21-23 September 2020, kemudian PKKMB tingkat fakultas pada 24-25 September 2020. Diikuti oleh 8.392 peserta dari 11 fakultas, yang dibagi dalam 10 gugus, termasuk 35 mahasiswa dari komunitas adat terpencil (KAT) di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), yang merupakan hasil kerjasama Untad dan Pemkab Parimo,” ujar Ketua Panitia PKKMB Untad 2020, Dr Rusli.
Dr Rusli melanjutkan, PKKMB kali ini dilaksanakan secara daring, melalui live streaming YouTube dan Zoom meeting, juga secara luring, yang diikuti oleh 35 mahasiswa baru dari KAT di Kabupaten Parimo.
Sementara itu, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Untad, Dr Sagaf mengatakan PKKMB merupakan katalisator perubahan sistem pembelajaran, mulai dari sistem tutorial di sekolah menengah, hingga sistem pembelajaran independen di perguruan tinggi.
“Pelaksanaan PKKMB daring ini, pihak kami juga menyurat ke Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) di setiap Kabupaten, untuk menginfokan lokasi jaringan bagi mahasiswa di wilayah kabupaten tersebut, agar para mahasiswa dapat mengakses pelaksanaan PKKMB,” kata Dr Sagaf dalam sambutanya.
Kemudian, Rektor Untad, Prof Mahfudz mengatakan, walaupun dalam situasi pandemi, PKKMB bisa tetap terlaksana, tentunya dengan penerapan protokol pencegahan Covid-19 dengan ketat.
“Selamat datang di Untad kepada seluruh peserta PKKMB Untad, yang merupakan para figur pilihan yang terjaring dari tiga proses seleksi yang dilaksanakan, mulai dari SNMPTN, SBMPTN, dan SMMPTN,” tutur Rektor.
Prof Mahfudz juga berharap kepada para mahasiswa baru, agar dapat menyelesaikan studinya tepat waktu. Dan juga mengingatkan mahasiswa baru agar tidak menghabiskan waktu untuk kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki nilai akademik. ***
Reporter: Yohanes Clemens
