Melalui PPDM, Untad Kembangkan Desa Wisata Berbasis Anggrek Alam di Sigi

  • Whatsapp
Dr. Zulkaidhah, SP., MP, ketua Tim dosen program pengembangan desa mitra (PPDM) Pengembangan desa wisata berbasis anggrek alam di desa karunia, palolo, sigi/foto: tim fahut untad
banner 728x90

Sigi,- Melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), tim Dosen dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Tadulako (Untad) kepada Kelompok Tani Mitra Anggrek Vuri dan Anggrek Karunia, melakukan pengembangan Desa Wisata Berbasis Anggrek Alam di Desa Karunia Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.

Tim dosen tersebut diketuai oleh Dr. Zulkaidhah, SP., MP, yang beranggotakan Dr. Asri Pirade P. S.Si, M.Si, Sustri, S.Hut., M.Sc, dan Dr. Hut. Ir. Ariyanti, MP. Dengan hadirnya program PPDM ini, diharapkan dapat memaksimalkan pengelolaan dan budidaya Anggrek alam di Desa Karunia.

“Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat sasaran dalam hal ini adalah masyarakat Desa Karunia untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal melalui usaha pengembangan anggrek alam yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan desa secara terintegrasi menuju Desa Wisata Berbasis Anggrek,” ujar Dr. Zulkaidhah, Sabtu (24/10/2020).

Dr. Zulkaidhah menjelaskan, Desa Karunia merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satu potensi sumber daya hutannya adalah anggrek alam yang diperkirakaan sekitar 50 genus anggrek menyebar pada ketinggian 600-800 mdpl di wilayah TNLL.

“Beberapa diantaranya termasuk endemik seperti anggrek bulan merah (Phalaenopsis celebencis), anggrek bulan putih (Phalaenopsis amabilis) dan anggrek bulan kuning (Phalaenopsis amboinensis), Coelogyne sp., Bulbophyllum, Dendrobium, Vanda dan berbagai jenis lainnya yang memiliki nilai estetika tinggi ada di Desa ini,” ujarnya.

Ia mengaku, masyarakat di Desa Karunia sering menggantungkan hidupnya dari pengambilan hasil hutan. Pengambilan anggrek alam dari hutan yang kemudian dijual secara langsung pada kolektor-kolektor anggrek maupun kepada pengumpul yang nantinya akan dijual kembali di nursery-nursery yang ada di Kota Palu dianggap sebagai mata pencaharian tambahan yang sangat menjanjikan.

Hal ini, lanjutnya, dilakukan karena selain anggrek alam bisa dengan mudah didapatkan di dalam kawasan hutan, anggrek ini juga memiliki harga jual yang sangat tinggi dibanding dengan jenis tanaman hias lainnya, sehingga memiliki prospek bisnis yang sangat baik.

Hingga saat ini, diakuinya kelompok tani anggrek mengembangkan pola usaha perdagangan masih sebatas mengambil bunga dari dalam kawasan hutan. Secara ekonomi hal ini sangat membantu masyarakat karena dapat memberikan pendapatan tambahan. Namun jika hal ini dibiarkan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama akan mengancam kepunahan anggrek yang ada di wilayah TNLL yang sebagian besar merupakan anggrek endemik Sulawesi, karena kegiatan ini tidak dibarengi dengan kegiatan pelestarian.

“Selain kontinuitasnya tidak bisa dijamin, produktivitasnya rendah sehingga tidak mampu memproduksi dalam jumlah banyak dan kontinu, sehingga suplay ke masyarakat di Kota Palu terbatas. Selain itu, masyarakat belum secara optimal mengetahui teknik-teknik perawatan anggrek yang professional sehingga kualitas anggrek kurang baik,” tambahnya.

Melalui pendampingan oleh tim PPDM Untad, diharapkan dengan dikembangkannya Desa Karunia sebagai obyek penunjang dunia pariwisata, mampu memberi income langsung kepada pemda setempat, sektor pariwisata secara langsung/tak langsung juga memberi imbas pada pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat, terutama di sekitar kawasan Taman Nasional.

Tim PPDM saat memberikan arahan kepada Kelompok Tani Mitra mengenai program Desa Wisata Berbasis Anggrek Alam/Foto: Tim Fahutan Untad

“Salah satu bentuk program alternatif dalam mengembangkan pola wisata ekologis (ecotourism) adalah kegiatan perlindungan anggrek alam sebagai organisme yang terancam punah dan juga habitat tempat hidup anggrek alam,” jelasnya lagi.

Adapun jenis kegiatan yang dilaksanakan bersama kelompok tani mitra Anggrek Vuri dan Anggrek Karunia yaitu perbanyakan anggrek secara vegetative (stek, pemisahan rumpun dan kultur jaringan), pembuatan pupuk organik cair, dan pembuatan media tanam (arang kayu).

“Kegiatan ini, selain bertujuan untuk meningkatkan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra, juga untuk meningkatkan keberdayaan mitra,” tutup Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fahutan Untad itu.***

Profil Ketua Pengabdi :
Dr. Zulkaidhah, SP., MP. Seorang staf pengajar (Dosen) di Fakultas Kehutanan Univeristas Tadulako Konsentrasi Budidaya Hutan. beberapa tahun terakhir aktif di kegiatan budidaya anggrek. Tahun 2016-2018 melalui dana Dikti melakukan kegiatan budidaya anggrek melalui program Pengabdian Iptek Bagi Inovasi Kreativitas Kampus (IbIKK). Saat ini kembali dipercaya untuk menjalankan pengabdian seputaran Anggrek melalui program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) di Desa karunia Kecamatan palolo Kabupaten Sigi. Kegiatan PPDM ini merupakan program pengabdian multi tahun (tahun 1 dari rencana 3 Tahun).

Ucapan Terima Kasih :
Ucapan terimakasih yang tak terhingga disampaikan kepada Ristek Dikti, Rektor Universitas Tadulako, LPPM Universitas Tadulako, Dekan Fakultas Kehutanan Untad beserta staf, Kelompok Tani Anggrek Desa Karunia, dan seluruh jajaran pemerintahan Desa Karunia Kecamatan Palolo yang terlibat dalam program pengabdian serta semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini.

(Red)

Berita terkait