Palu,- Saat ini, Pewarta atau Jurnalis sedang didorong untuk menyediakan ruang bagi suara korban dalam liputan terorisme, serta memperkuat prespektif korban terorisme dalam peliputan media.
“Peran jurnalis sangat membantu dalam hal perdamaian. Dan media bisa menjadi ruang untuk perdamaian,” ujar Hasibullah satrawi, selaku Ketua Pengurus Aliansi Indonesia Damai (AIDA), saat melaksanakan kegiatan Short Course Penguatan Perspektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme bersama sejumlah media di Indonesia, Selasa (15/12/2020).
Menurut Hasibullah, media bisa menjadi pemicu dan juga bisa menjadi duta perdamaian atau kesadaran masalah. Dimana, kata Dia, dari tulisan media mengenai terorisme bisa berakibat keributan. Namun, tergantung pada tulisan dan cara pandangnya.
“Tulisan seorang jurnalis inilah bisa juga jadi pemicu dan bisa juga jadi duta. Itu, tadi kembali ke cara kita menulisnya. Kami juga berharap jurnalis juga harus penting untuk menulis perspektif korban
dalam pemberitaan isu terorisme. Di satu sisi, korban memiliki peran signifikan untuk menyadarkan
masyarakat akan dampak aksi teror,” ujarnya.
Di sisi lain kata dia, media juga berperan penting dalam usaha pembangunan
Indonesia damai. Walaupun masalahnya selama ini adalah dua potensi tersebut, korban dan media, belum terkoordinasi secara baik. Perspektif korban masih kurang dikenali di ranah publik, termasuk di media.*
Reporter: Yohanes Clemens