Palu,- Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (Pelkesi) sebagai lembaga kemanusiaan menghadirkan kebermaknaan hidup bagi para penyintas bencana 28 September 2018 silam khususnya di wilayah Kabupaten Sigi melalui program-progam yang telah dilakukan selama ini.
“Bagaimana mereka (Para Penyintas) justru akan menjadi pelaku-pelaku sebagai penolong. Tidak hanya sebagai orang yang terselamatkan, tetapi wujud dari kebermaknaan harus dibangun. Dia harus bangkit menjadi penolong bagi orang lain. Kita hanya meningkatkan kapasitas bagi mereka supaya mereka lebih mampu menolong orang banyak dan lebih banyak yang bisa diperbuat,” ujar Manajer Pelkesi Otto Nodi Aftyanto, Selasa (01/12/2020).
Otto melanjutkan, sehingga hal itu yang akan mewujudkan sebagai Desa tangguh. Pihaknya juga mendorong Desa tangguh bencana, dimana mereka, masyarakat Desa sudah berhasil mewujudkan dokumen rencana penanggulangan bencana.
“Kami berbangga kepada masyarakat, karena masyarakat bergerak, jadi masyarakat sekarang ini bertindak. Seperti yang Pak Kepala Desa Simoru menyampaikan bahwa, KSB ini tidak hanya sebatas sampai dibentuk dan bermakna bagi desanya saja, tetapi sudah mewujudkan mereka bermakna bagi Desa-Desa lain yang terkena bencana,” jelasnya.
Sehingga, lanjutnya, inilah yang harus inilah sebetulnya membangkitkan rasa solidaritas, membangkitkan semangat hidup, rasa kebermaknaan ketika mereka sudah menjadi penyintas.
“Nah, ini yang harus terus menerus dikawal. Dan mereka betul-betul semakin tangguh,” pungkasnya. ***
Reporter: Yohanes Clemens