Dilema Warga Palu Hadapi Vaksinasi Massal

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu,- Meski telah menyebrang tahun ke 2021, pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan tanda-tanda akan menghilang. Bahkan beberapa pekan terakhir di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami pertambahan yang signifikan.

Pemerintah pun sudah menyiapkan strategi untuk melawan Covid-19 yakni dengan vaksinasi massal. Di Sulteng sendiri sebanyak 11 ribu buah lebih vaksin Sinovac buatan China telah tiba di Kota Palu yang rencananya pada tahap awal ini akan diprioritaskan kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) dan Pejabat Pemerintah. Kemudian pada tahap selanjutnya baru menyasar masyarakat umum.

Mengenai rencana tersebut, Warga Kota Palu memberikan pendapat yang beragam, ada yang bersedia diberi vaksin ada dan tak sedikit pula juga yang menolak untuk divaksin dan lebih memilih untuk menerapkan protokol kesehatan saja.

Seperti Safina (19). Ia mengatakan bahwa dirinya siap ketika nanti akan diberikan suntikan vaksin. Yang terpenting, menurutnya adalah fungsi dan manfaat dari vaksin tersebut ketika telah disuntikan ke dalam tubuh.

“Kalau untuk pemberian vaksin saya sebenarnya siap, asalkan vaksin ini jelas apa fungsinya terus apa yang akan terjadi ketika vaksin ini sudah masuk dalam tubuhnya kita, proses bekerjanya vaksin ini seperti apa. Ya intinya penting sekali untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait vaksin ini agar tidak ada masyarakat yang takut divaksin dan tidak menduga duga bahwa vaksin ini berbahaya,” ungkapnya, Rabu (06/01/2021).

Menurutnya, bagaimanapun harus diakui kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu meningkat tajam. Jadi, memang harus secepatnya diberikan vaksin agar virus ini tidak menimbulkan kasus baru lagi.

Selain itu, warga Kota Palu lainnya Adi (42) juga mengaku sangat siap untuk mendapatkan vaksin. Dirinya berkata sangat siap untuk mendapatkan vaksin apa lagi vaksin tersebut sudah resmi dari pemerintah dan dirinya sangat menanti pemberian vaksin tersebut agar dirinya bisa lebih sehat dan aman dari Covid-19.

“Saya kalau mau divaksin siap sekali. Asalkan vaksin ini memang sudah vaksin yang resmi bukan yang abal-abal dan sudah ada izin BPOMnya. Kita juga kan banyak aktivitas jadi vaksin ini mudahan-mudahan bisa membantu kita semua untuk bisa lebih sehat lagi,” harapnya.

Namun, masih ada juga warga Kota Palu yang masih tahun dan belum siap untuk divaksin. Aka Arliani (34) misalnya. Meski siap menerima suntikan vaksin, Ibu rumah tangga itu mengaku masih ada sedikit keraguan yang dikarenakan belum mengetahui dengan jelas soal vaksin tersebut.

“Kalau untuk saya, yang penting vaksinnya ini jelas kegunaanya untuk apa yang penting intinya itu harus ada sosialisasi kepada masyarakat Soal vaksin ini. Jadi untuk sejauh ini dibilang setuju juga tidak dibilang di bilang tidak setuju juga tidak. Karena saya baca-baca di internet tentang vaksin ini saya belum mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan,” akunya.

Sementara itu, ada juga beberapa orang yang menolak untuk diberikan vaksin seprti halnya Eta (37). Ia lebih memilih untuk tidak divaksin, karena dia merasa vaksin tersebut belum diketahui dengan jelas apa manfaat dan fungsinya untuk apa dan lebih memilih untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Sebenarnya kalau bisa memilih saya lebih memilih untuk tidak divaksin. Saya lebih baik menerapkan 3M saja. Tapi kalaupun harus dan diwajibkan divaksin harus ada juga kejelasan dari Pemerintah terkait vaksin ini, dari mana vaksin ini berasal dan yang pasti tidak ada efek sampinya,” pungkasnya.

Jika nantinya memang seluruh warga Kota Palu diwajibkan untuk divaksin, mereka berharap agar kiranya setelah vaksinasi ini Covid-19 benar-benar hilang dari Kota Palu, agar kegiatan mereka bisa berjalan lancar tanpa ada hambatan dan tanpa ada rasa takut akan virus mematikan tersebut.***

Reporter: Windy Kartika

Berita terkait