Palu,- Kurangnya permintaan telur ayam di tengah Pandemi Covid-19 disinyalir Peternak jadi alasan harga telur kini merosok tajam. Hal ini pun ditakutkan para Peternak, akan merugi berkepanjangan.
Ketua Kelompok Ternak Saudara Unggas, Rustam yang berada di Jalan Malontara, Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, mengatakan, bahwa harga jual telur ayam saat ini tidak sebanding dengan harga pakan ternak yang kian naik harganya.
“Kita selama ini penjualan lebih banyak di kandang, pelanggan yang dari luar kota langsung datang ke kandang. Cuman pasca pandemi ini betul-betul menurun permintaan,” ujar Rustam kepada kailipost.com, Jum’at (19/02/2021) pagi.
Ia mengungkapkan harga telur ayam terus menurun, kini untuk satu rak telur ayam dijual dengan harga Rp38 ribu, sementara di bulan Desember kemarin harga satu rak telur mencapai harga Rp42 ribu.
“Kondisi seperti ini yang dialami khususnya di Kota Palu sudah berlangsung selama kurang lebih dua bulan lamanya,” ungkapnya.
Dijelaskan akibat kondisi itu, Peternak skala kecil harus menurunkan harga telur. Ia khawatir dana tidak lagi tersedia untuk membeli pakan sementara telur semakin menumpuk.
Sementara itu, Rustam juga menjelaskan kondisi ini sangat berbeda sebelum adanya pandemi Covid-19 dimana biasanya telur-telur di kandangnya selalu habis dalam waktu satu malam saja. Tetapi saat ini sudah sampai 1 minggu telur-telurnya masih banyak dan menumpuk.
“Kali ini sangat berbeda, telur yang sudah diproduksi menumpuk hingga satu minggu lamanya akibat belum terjual, sangat berbeda sebelum adanya Pandemi Covid-19,” pungkasnya. ***
Reporter: Windy Kartika