PALU,- Fenomena hari tanpa bayangan atau kulminasi telah terjadi sejak bulan Februari 2021 di beberapa wilayah Indonesia. Sementara, Sulawesi Tengah (Sulteng) juga akan terjadi fenomena ini, diprediksi pada pertengahan bulan Maret 2021.
Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri – Palu menjelaskan, fenomena ini terjadi ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit yang mengakibatkan bayangan benda tegak akan terlihat menghilang.
“Saat deklinasi Matahari dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama. Pada saat itu matahari akan tetap berada di atas kepala pengamat atau titik zenit yang mengakibatkan benda tegak akan terlihat menghilang. Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan,” jelas Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri – Palu, dikutip Rabu (03/02/2021).
Di daerah Sulawesi Tengah, Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri – Palu memprediksi fenomena ini terjadi paling awal di daerah Bungku pada 14 Maret pukul 12.01 WITA, diikuti daerah Kolonodale pada 15 Maret pukul 12.03 WITA, daerah Banggai pada 16 Maret pukul 11.54 WITA, disusul oleh dua daerah lain yaitu Salakan dan Poso pada 17 Maret pukul 11.55 dan 12.05 WITA.
Kemudian, pada 18 Maret terdapat 5 (lima) daerah yang terjadi kulminasi yakni daerah Luwuk pukul 11.55 WITA, daerah Ampana pukul 12.01 WITA, daerah Parigi pukul 12.07 WITA, daerah Sigi-Biromaru pukul 12.08 WITA dan daerah Palu 12.08 WITA. Lalu, daerah Banawa pada 19 Maret pukul 12.08, dan tanggal 23 Maret di daerah Buol pukul 12.00 WITA dan daerah Toli-toli pukul 12.03 WITA.
Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri – Palu juga menerangkan, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam tahun ini dan waktunya tidak jauh saat Matahari berada di khatulistiwa. ***
Reporter: Indra Setiawan