Kailipost- Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku tidak terlibat dalam pembunuhan prajurit TNI, Sertu Eka Andrianto Hasugian dan istrinya yang merupakan seorang bidan.
Informasi yang didapatkan, Eka ditemukan meninggal akibat luka tembak di dada sementara istrinya mengalami luka senjata tajam. Mereka diduga dibunuh Orang Tak Dikenal (OTK).
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengatakan pihaknya tidak terlibat dalam pembunuhan itu. Karena, anggota TPNPB di Yalimo belum mendapatkan perintah untuk berperang.
“Ya (tidak terlibat), karena TPNPB di wilayah Yalimo tidak ada perintah untuk perang,” kata Sebby saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (1/4/2022).
Sebby juga mengatakan, beberapa hari sebelumnya anggota TPNPB di Yalimo meminta izin untuk berperang. Namun, markas pusat TPNPB tidak mengizinkan.
Menurutnya, TPNPB di Yalimo akan berperang saat revolusi total.
“Waktu revolusi total Yalimo akan siap perang. untuk sementara Yalimo belum punya untuk lakukan penyerangan,” ujarnya.
Sebby menduga pembunuhan keluarga prajurit TNI itu terkait dengan konflik dua kubu peserta Pemilu di lokasi tersebut.
Ia juga menduga peristiwa ini merupakan siasat pemerintah Indonesia untuk menerjunkan pasukan dalam jumlah yang lebih besar.
“Atau bikin konflik internal atau mau kirim pasukan dalam jumlah besar di wilayah Yalimo,” tururnya.
Seorang Prajurit TNI, Sertu Eka Andrianto Hasugian tewas ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di Jl. Trans Elelim Kp. Elelim Distrik Elelim, Yalimo, Papua, Kamis (31/3) pagi. Selain itu, istri anggota TNI tersebut yang merupakan bidan puskesmas juga menjadi korban.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius D Fakhiri mengaku belum bisa memastikan pelaku pembunuhan pasutri ini.
“Memang benar anggota Polres Yalimo sedang menyelidiki meninggalnya pasutri yang ditembak dan dianiaya hingga, Kamis pagi (31/3). Belum dipastikan siapa pelaku penyerangan yang juga menyebabkan anak kedua korban terluka jarinya,” kata dia, Kamis (31/1) dikutip dari Antara. *
Editor/sumber: riki/CNN Indonesia