PALU- Pemerintah Kota (Pemkot) Palu sudah memiliki pengalaman penanggulangan bencana alam, yang sebelumnya telah terjadi pada 28 September 2018 Silam.
Semenjak kejadian itu, Pemkot Palu belajar bahwa dampak negatif dan kerugian dari suatu bencana pada dasarnya dapat dikurangi jika memiliki data dan analisa yang memadai dalam menghadapi setiap risiko.
Oleh karena itu Pemkot Palu menggelar workshop inisiasi penyusunan dokumen rencana penanggulangan bencana bersama OPD, di di cafe and resto pantai kampung nelayan, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Kamis (19/5/2022) siang.
Kegiatan itu dibuka langsung Sekertaris Kota Palu Irmayanti Pettalolo. Ia juga menuturkan bahwa kota Palu dilintasi oleh sesar aktif Palu Koro.
Fenomena ini seharusnya diketahui secara baik oleh semua pihak. Agar dapat mulai peduli untuk terus menerus memperkuat kapasitas masyarakat beserta kelembagaannya.
Agar masyarakat dapat melakukan serangkaian langka antv latif jika terjadi kembali keadaan yang tidak diinginkan.
“Di antara pencetus berbagai potensi terjadinya bencana disebabkan kota Palu dilintasi oleh sesar aktif Palu Koro,” ujar Irmayanti Pettalolo.
Sekot Perempuan pertama di Kota Palu itu menambahkan, konsekuensi sebagai salah satu daerah yang terletak di atas sesar Palu koro.
Maka daerah ini memiliki peluang terjadinya bencana sewaktu-waktu.
“Selain itu kota Palu juga dihimpit oleh lembah dan dibelah oleh sungai sehingga kota ini juga mempunyai berbagai macam risiko bencana seperti banjir dan longsor akibat perubahan iklim,” sebut Irmayanti Pettalolo. ***
Editor: Rizky